Headlines News :
Home » » Milan Derby: Tak Sekadar Otot

Milan Derby: Tak Sekadar Otot

Written By Japrax on Minggu, 07 Oktober 2012 | 21.57

Patung Bunda Maria di puncak Gereja Katedral Milan. (Foto: Dok. Soccer)

Setiap laga derby, pasti selalu panas dan bertensi tinggi. Aksi-aksi menawan dari pemain kedua tim tersaji di lapangan. Tujuan mereka hanya satu yakni ingin menunjukkan lebih baik dari klub sekota.

Pastinya, laga tersebut sarat emosi. Bukan hanya prestasi yang diperebutkan, tetapi lebih karena gengsi.Tak terkecuali dengan laga AC Milan kontra Inter Milan yang akrab disebut Derby della Madonnina. Adu teknik dan skill yang kadang muncul gesekan di lapangan kerap mewarnai pertemuan keduanya.

Akan tetapi, di samping adu otot di lapangan, laga Derby della Madonnina juga menghadirkan cerita lucu dan unik. Baik itu terkait soal pemain maupun tifosi. Berikut beberapa hal lucu dan unik yang ada di Derby della Madonnina. (edy)

Patung Bunda Maria

Laga AC Milan kontra Inter Milan disebut Derby della Madonnina karena di dekat Stadion Giuseppe Meazza terdapat patung Bunda Maria (Virgin Mary) yang letaknya di puncak Gereja Katedral Milan. Madonnina merupakan panggilan masyarakat setempat untuk patung Virgin Mary yang menjadi salah satu trademark Kota Milan.

Bagi warga Milan, itu merupakan tempat yang sakral dari segi rohani. Karena di Italia sepak bola menjadi sebuah “kepercayaan”, tak berlebihan pertemuan Milan dan Inter disebut Derby della Madonnina. Secara etimologis bisa diartikan bahwa siapa pun yang memenangi derby tersebut, merekalah yang berhak berada di puncak Kota Milan.

Chiasso Cup

Derby pertama antara AC Milan kontra Inter Milan terjadi pada 18 Oktober 1908 di ajang Chiasso Cup meski bukan ajang resmi. Laga itu dihelat di Chiasso (Swiss). Dalam laga yang dipimpin wasit Bollinger (Bellinzona) itu, Milan menang dengan skor 2-1 lewat gol Lana dan Forlano.

Rivera Versus Mazzola

Pada era 1960-an, Derby della Madonnina memunculkan perjumpaan bintang Italia masa itu yakni Gianni Rivera (AC Milan) dan Sandro Mazzola (Inter Milan). Keduanya sama-sama pernah memegang jabatan kapten. Rivera dijuluki Golden Boy karena kehebatannya. Sementara, Mazzola meneruskan kecemerlangan ayahnya, Valentino Mazzola, legenda Torino, yang meninggal dalam Tragedi Superga.

Rivalitas Rivera dan Mazzola tak hanya di klub, namun menular ke timnas Italia. Oleh pelatih Gli Azzurri di era itu, keduanya jarang dimainkan bersamaan. Ketika Rivera starter, Mazzola dicadangkan. Saat Mazzola dimasukkan, Rivera ditarik keluar. Salah satu pelatih Gli Azzurri kala itu, Ferruccio Valcareggi, menyebut persaingan Milan dan Inter membuat keduanya tak bisa bermain bersamaan.

Belanda Kontra Jerman

Derby della Madonnina identik dengan rivalitas Belanda vs Jerman pada akhir 1980-an sampai pertengahan 19990-an. Kala itu, AC Milan diperkuat trio Belanda yakni Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard. Sementara, Inter Milan memasang trio Jerman yakni Andreas Brehme, Jürgen Klinsmann, dan Lothar Matthäus.

Keberadaan Van Basten cs membuat sebagian Milanisti ikut mendukung timnas Belanda di Piala Dunia 1990 yang digelar di Italia. Sementara, Interisti menyemangati Jerman. Itu terlihat saat Jerman bertemu Belanda di babak perdelapan final yang digelar di Giuseppe Meazza. Kemenangan Jerman 2-1 lewat gol Klinsmann dan Brehme, disambut antusias oleh Interisti kala itu.

Tetap Berteman

Bersaing hanya di lapangan hijau saat laga dimainkan. Itulah prinsip pemain AC Milan dan Inter Milan dalam Derby della Madonnina. Di luar dan bahkan saat tak bertanding di dalam lapangan, pemain kedua tim tetap berteman. Itu terlihat saat Marco Materazzi dan Rui Costa begitu akrab berdiri di lapangan menyaksikan kembang api yang dilemparkan ke lapangan oleh tifosi kedua tim.

Itu terjadi di laga leg kedua perempat final Liga Champions 2004-05 (12/4/05). Akibat dianulirnya gol Esteban Cambiasso oleh wasit Markus Merk, Interisti marah dan langsung melempar botol ke lapangan. Mereka kemudian terlibat perang kembang api dengan Milanisti. Kejadian itu membuat Merk terpaksa menghentikan laga dan UEFA memutuskan Milan menang dengan skor 3-0.

Ejekan Fans

Saat Inter Milan menjamu AC Milan pada giornata ke-37 (6/5) musim 2011-12, seorang tifoso Inter mengangkat kaus putih dengan tulisan “Oh nooo!”. Itu ditujukan untuk membalas banner pendukung Milan yang intinya mereka adalah tetap penguasa Kota Milan. Suporter itu mengangkat kaus setelah pertandingan berakhir dan Inter menang dengan skor 4-2. Sudah pasti, tulisan di kaus itu merupakan ketidakpercayaan setelah timnya mampu menang 4-2 atas Milan.

Buntut dari tingkah tifoso tersebut, Inter mendapat hukuman denda sebesar 20 ribu euro karena tulisan itu dianggap sebagai penghinaan. Sementara, Milan juga dikenai denda sebesar 10 ribu euro atas banner yang dipasang fans mereka.

Kaus Cordoba

Ada sesuatu yang janggal ketika pemain Inter Milan memasuki lapangan saat hendak menjamu AC Milan (6/5). Semua pemain memakai kaus bernomor punggung dua dengan nama Cordoba. Usut punya usut, mereka sengaja melakukannya untuk menghormati Ivan Cordoba karena laga itu menjadi Derby della Madonnina terakhirnya. Pada akhir 2011-12, Cordoba meninggalkan Inter. Defender asal Kolombia itu diturunkan pada menit ke-84 menggantikan Wesley Sneijder.

Altafini dan Milito

Mencetak banyak gol dalam satu laga Derby della Madonnina bukan perkara gampang. Hingga saat ini baru Jose Altafini yang mampu melakukannya. Dia satu-satunya pemain yang mampu mencetak empat gol di Derby Milan. Penyerang berdarah Brasil ini melakukannya kala AC Milan menang 5-3 atas Inter pada 27 Maret 1960 di ajang Serie-A 1959-60.

Sementara, Diego Milito tercatat sebagai salah satu pemain Inter yang mampu mencetak banyak gol dalam Derby Milan. Dia mencetak hat-trick saat Inter menang 4-2 (6/5) musim lalu. Penyerang asal Argentina itu menyamai pencapaian legenda mendiang István Nyers yang juga mencetak hat-trick saat Inter menang 3-0 atas Milan (1/11/53) di Serie-A 1953-54.

Raja Derby

Andriy Shevchenko dan Giuseppe Meazza pantas dinobatkan sebagai raja Derby della Madonnina. Selama kariernya, kedua pemain itu mampu mencetak 14 gol dalam Derby Milan di semua ajang. Itu merupakan jumlah gol terbanyak dibanding pemain-pemain lainnya.

Akan tetapi, Shevchenko bisa dikatakan lebih hebat ketimbang Meazza. Dia melakukannya hanya bersama satu klub yakni AC Milan. Sementara, Meazza mengoleksinya bersama Milan dan Inter Milan.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jangan Lupa Follow Us Interisti

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inter Milan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger