Headlines News :
Home » » Surat untuk Bang Erick Thohir dari WNI di Italia

Surat untuk Bang Erick Thohir dari WNI di Italia

Written By Japrax on Sabtu, 07 Desember 2013 | 21.00

Surat untuk Bang Erick Thohir dari WNI di Italia

Liputan6.com, Milan : Awal November 2013, Erick Thohir akhirnya resmi menjadi pemilik baru Inter Milan. Investor asal Indonesia itu membeli 70 persen saham klub Italia tersebut dari Massimo Moratti. Seperti diberitakan, Erick mengeluarkan US$ 340 juta atau sekitar Rp 3,8 triliun untuk membeli Inter.

Dibelinya Inter oleh Erick menambah panjang daftar sejumlah aset-aset Italia yang dibeli asing. Seperti ditulis Amelia Rachim dalam akun facebook berjudul Surat terbuka untuk Bang Thohir, Italia in Vendita atau Italia Diobral menjadi tagline di hampir semua berita lokal.

Kini, villa-villa milik Rusia berjamur di Italia. Maskapai penerbangan nasional Alitalia jadi milik Prancis, sementara sarana telekomunikasi Italia dikuasai Spanyol. Belum lagi, merek-merek high-fashion, seperti Bulgari dan Gucci yang sudah lama lepas dari tangan Italia.

Dibelinya aset-aset Italia oleh asing, termasuk Erick Thohir, ternyata dikecam Alberto, teman Amelia. Dalam keadaan mabuk, Alberto yang baru saja di PHK itu mengumpat, "Thohir??! Siapa itu Thohir?! Pakai sok beli beli Inter! Moratti itu jelas...un Signore. Kalau Thohir itu apa?? Jelas-jelas beda stratanya!"

Pernyataan Alberto itu ternyata membikin panas Amelia, yang telah menyiapkan tamunya itu dengan beberapa potong cottoletta dan tumis zucchini. "Siapa kau berani-beraninya menjudge Abang Thohir? Bumi ini berputar bung, kadang kamu di atas, kadang di bawah. Kalau dulu Italia sempat berjaya dengan Colombus, Marcopolo, Galileo, Michelangelo, Da Vinci dll, sekarang mungkin saatnya giliran negara lain kan? Apalagi Da Vinci sudah mati, tinggali kamu dan teman-teman kamu yang kena masalah dikit langsung mabuk. Jangan salahkan Thohir kalau kamu dan negaramu sekarang mandul! Udah untung aset-asetmu dibeli dengan duit! Tahu ga zaman perang dulu orang-orang Eropa, Spanyol, Inggris, mengambil aset-aset negara lain dengan senjata dan pistol!" umpat Amelia. Alberto pun langsung diam, merincut.

Siapakah Amelia? Apakah dia punya hubungan saudara dengan Erick Thohir? Tidak. Amelia adalah warga Indonesia yang bekerja di AMJ Design, Brescia. Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga tidak pernah mengenal langsung Erick Thohir. Namun, Amelia mengaku tidak bisa menjelaskan mengapa membela Erick Thohir saat dihujat Alberto.

"Seperti yang saya bilang dari awal bang, ada sebersit rasa yang ga bisa saya jelaskan. Sebuah rasa... persatuan, rasa kesaudaraan, kekeluargaan. Mungkin darah ini yg membuat saya merasa dekat dengan abang, darah yang sama dengan abang, darah Indonesia. Saya merasa kita SATU bang," ucap Amelia.

Amelia pun berharap Erick membeli pemain-pemain Indonesia agar orang-orang Italia makin gondok. "Rebut Nainggolan dari Cagliari, De Jong jg boleh.. drpada semakin tumpul dia di AC Milan," ujarnya. "Selamat bekerja bang, semoga kita berjodoh di gang gang Milan," tutup Amelia.(Bog)

Berikut surat terbuka Amelia Rachim:

Bang, aku bukan penggemar sepak bola, apalagi bisnis media.. Hubungan saya dengan media hanya sebatas gosip perselingkuhan Piyu bang. Kalau bola.. yah, sedikit2 saya tontonlah bang. Meski jagoan saya, Brescia, cuma bermain di seri B(ecek). Bukan sekelas Inter yg di seri A(tas). Kita memang berbeda strata ya bang..

Tapi bang...
Meski kita sangat berbeda...
Namun sejak kejadian malam itu...
Aku merasa kita SATU bang.

Malam itu bang... temanku bertandang ke rumah. Sebutlah Alberto (*nama sebenarnya). Sudah jauh2 hari saya undang Alberto untuk makan malam di rumah. Kasihan dia bang, baru saja di PHK. Saat ini bang, semakin banyak orang2 itali yg dirumahkan. Tiap hari adaaa aja perusahaan yg jatuh bangkrut. Keadaan ekonomi eropa memang sedang ngenes2nya bang. Tapi apalah daya, selama saya msh numpang di negara ini, saya jg hrs turut prihatin.

Akhirnya datang jg Alberto. Saat kusapa, semerbak bau alkohol keluar dr mulutnya bang... Entah berapa botol sudah ia keringkan demi meredam rasa kecewa terhadap pemerintah italia yg tumpul, mandul. Boro2 mencari solusi, yg ada malah memperkeruh keadaan dengan menaikkan pajak dimana-mana. Memang orang politik dimana-mana sama saja, ga di Indonesia ga di Italia, kepentingan pribadi selalu jd yg paling utama. Kasihan rakyat2 awam, kasihan Alberto bang.

Hidangan mulai aku suguhkan. Sederhana, beberapa potong cottoletta dan tumis zucchini saja. Jgn berharap ada antipasti atau dolce, saya juga termasuk korban krisis ini bang. Tdk separah Alberto memang, tapi perjuangan saya jg tidak bisa dibilang ringan. Apalagi saya cuma pendatang. Boro2 di PHK, diterima kerja saja ngga bang.

Kami mulai menyantap hidangan yg seadanya. Obrolan2 ringan mulai dilontarkan. Dari mulai cuaca, kisah cinta, sampai akhirnya celetuk tentang kondisi ekonomi eropa yg sedang hangat-hangat tai ayam keluar juga.


Alberto semakin kelihatan mabuk bang... dengan segelas bir di tangannya dia mulai berpidato tentang kemandulan pemerintah italia. Yang (katanya) dengan alasan krisis ekonomi mulai menjual aset-aset italia ke tangan para pendatang. Yah, seperti kita ini lah bang.. Bedanya, abang punya banyak duit buat beli aset yg paling mahal di Itali, klub Inter yg isinya 11 pemain sepakbola yg ganteng2. Kalau saya.. yah.. cukup satu aja lah bang. Meski bkn pemain bola, yg penting cukup ganteng buat aset di pelaminan.

Kembali ke topik, si Alberto mulai panas bang... mulai lah dia mengutuk-ngutuk para pendatang yg membeli aset2 italia yg td saya ceritakan. Memang, dimana2 sudah berjamuran villa-villa milik Rusia, maskapai penerbangan nasional Alitalia yg jd milik Perancis, sarana telekomunikasi Italia yg jadi milik Spanyol, belum lagi merek2 high-fashion seperti Bulgari dan Gucci yg sudah lama lepas dr tangan Italia. Italia in Vendita atau Italia Diobral, jadi tagline di hampir semua berita lokal.

Abang juga sih... pakai manas2in keadaan...
Pakai beli Inter segala. Yang ada saya sekarang ikut dihujat sama masyarakat awam mabuk yg baru di PHK.

Tapi bang... hati ini memang ga pernah berbohong. Malam itu, meski saya sedikit kesal, tapi saya ga pernah merasa sebegitu dekat dengan abang... Apalagi saat mluncur dr mulut Alberto yg mulai mlacur omongannya.. "Thohir??! Siapa itu Thohir?! Pakai sok beli beli Inter! Moratti itu jelas...un Signore. Kalau Thohir itu apa?? Jelas-jelas beda stratanya!"

Sejak detik itu bang.... satu2nya yg ada dibenak saya: Ga ada yg bisa menjelek2an Abang saya! Meski kita belum pernah bertatap muka bang, terbersit rasa di hati ini yg sulit saya jelaskan.

Langsung lah saya ikut2an panas. Hidangan di meja memang sudah mulai dingin, dan Alberto mungkin sudah terlalu mabuk utk mengerti pengorbanan saya memasak dan menemaninya di masa2 sulit. Tapi bang... suara hati ini tidak bs tertahan.

Langsunglah saya nyerocos: "Siapa kamu berani2nya menjudge Abang Thohir? Bumi ini berputar bung, kadang kamu di atas, kadang di bawah. Kalau dulu Italia sempat berjaya dengan Colombus, Marcopolo, Galileo, Michelangelo, Da Vinci dll, sekarang mungkin saatnya giliran negara lain kan? Apalagi Da Vinci udh mati, ninggali kamu dan teman2 kamu yg kena masalah dikit lgsg mabuk. Jangan salahkan Thohir kalau kamu dan negaramu sekarang mandul! Udah untung aset2mu dibeli dengan duit! Tau ga jaman perang dulu orang2 eropa, spanyol, inggris, ngambil aset2 negara lain dengan senjata dan pistol!"

Alberto langsung diam, merincut.

Bang.... saya ga pernah membela orang sampai sebegitunya bang. Apalagi orang itu ga pernah saya kenal secara langsung seperti abang. Tapi seperti yg saya bilang dr awal bang, ada sebersit rasa yang gabisa saya jelaskan. Sebuah rasa... persatuan, rasa kesaudaraan, kekeluargaan. Mungkin darah ini yg membuat saya merasa dekat dengan abang, darah yg sama dengan abang, darah Indonesia. Saya merasa kita SATU bang.

Ah... mungkin abang ga akan baca surat ini, tapi saya yakin abang juga punya rasa yg sama dengan saya. Jangan lupa beli pemain2 indonesia ya bang, biar orang2 itali makin gondok. Rebut Nainggolan dari Cagliari, De Jong jg boleh.. drpada semakin tumpul dia di AC Milan.

Selamat bekerja bang, semoga kita berjodoh di gang gang Milan.

Salam satu rasa,

Inem.
Share this article :

1 komentar:

Jangan Lupa Follow Us Interisti

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inter Milan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger