Musim 2012-2013 mungkin bukan merupakan musim yang manis bagi
Internazionale. Berbagai kontroversi dan badai cedera datang silih
berganti menghantam Il Nerazurri. Diawali dari cedera Diego
Milito di ajang UEFA Europe League, kemudian disambung oleh cedera
Rodrigo Palacio kurang dari 24 jam setelah menjadi pahlawan kemenangan
Inter atas Sampdoria, ditambah lagi cedera Antonio Cassano, yang praktis
menyisakan Tomasso Rocchi sebagai satu satunya striker senior di kubu Il Biscione.
Peluang La Beneamata untuk tampil di UEFA Champion League musim depan pun terancam pupus. Tipisnya stok pemain dan jarak 9 points dengan rival sekota AC Milan yang menempati posisi ketiga nampaknya sulit dikejar, mengingat kompetisi tinggal menyisakan enam pertandingan. Masuk ke enam besar menjadi target paling realistis bagi squad Andrea Strammaccioni. Namun Internazionale perlu banyak berbenah untuk menatap musim depan, jika ingin mempertahankan reputasinya sebagai salah satu tim besar di Italia.
Peluang La Beneamata untuk tampil di UEFA Champion League musim depan pun terancam pupus. Tipisnya stok pemain dan jarak 9 points dengan rival sekota AC Milan yang menempati posisi ketiga nampaknya sulit dikejar, mengingat kompetisi tinggal menyisakan enam pertandingan. Masuk ke enam besar menjadi target paling realistis bagi squad Andrea Strammaccioni. Namun Internazionale perlu banyak berbenah untuk menatap musim depan, jika ingin mempertahankan reputasinya sebagai salah satu tim besar di Italia.
Badai Cedera, Apakah Murni ketidakberuntungan belaka?
Tipisnya squad Inter disebabkan oleh badai cedera disaat kompetisi
memasuki frase krusial. Cedera bukan hal yang baru bagi Inter. Namun
sejak kepergian Jose Mourinho, cedera pemain Inter meningkat sampai
taraf yang mengkhawatirkan. Menurut Gazzetta dello Sport musim ini ada 15 pemain Inter yg mengalami cedera, mereka adalah: Alvarez, Castellazzi, Chivu, Handanovic, Milito, Mudingayi, Nagatomo,
Obi, Pereira, Ranocchia, Samuel, Silvestre, Stankovic, Palacio dan Cassano.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Mungkin jika ini hanya permainan Football Manager, saya yakin Strammaccioni akan me-restart permainan. Sayangnya hal ini adalah kenyataan yang harus dihadapi.
Kekalahan mengecewakan atas Cagliari semalam, masih ditambah dengan
cederanya Walter Gargano dan Yuto Nagatomo yang baru masuk kurang dari
10 menit. Apakah ada kesalahan dengan tim medis Inter? Bisa jadi. Atau
mungkin ada kesalahan dalam metode latihan dan metode kebugaran pemain?
Mungkin saja.
Kesalahan Kebijakan Transfer
Selain permasalahan badai cedera di atas, kubu Nerazzuri menerima banyak
kritik mengenai kebijakan transfer yang buruk. Duet Marco Branca dan
Pierro Ausillio menjadi kambing hitam atas kesalahan kebijakan transfer Il Nerazzuri.
Yang terbaru tentu saja keputusan menyertakan separuh kepemilikan Marco
Livaja sebagai bagian dari transfer Ezequiel Schelotto.
Di awal musim, jebolan Primavera Samuelle Longo dan Marco Livaja
digadang-gadang sebagai calon striker masa depan Nerazzuri. Namun,
Samuelle Longo dipinjamkan ke Espanyol, sedangkan Livaja akhirnya malah
berlabuh di kubu La Dea. Sebagai gantinya Inter malah
mendatangkan Tomasso Rocchi yang lama tidak bermain di kompetisi yang
kompetitif. Hal ini berimbas saat kompetisi memasuki masa krusial,
sementara cedera datang menerpa pemain Inter. Memang, tidak semua
transfer Inter buruk. Kedatangan Schelotto, Kovacic, dan Kuzmanovic di
jendela transfer musim dingin mampu melapis lini tengah Inter.
Internazionale: Reboot
Menarik menunggu bagaimana Massimo Moratti akan bereaksi terhadap musim
yang mengecewakan bagi Inter. Kesalahan memang tidak sepenuhnya terletak
pada Andrea Strammaccioni sebagai pelatih ataupun Marco Branca dan
Pietro Ausillio sebagai penanggung jawab transfer ataupun Franco Combi
sebagai penanggung jawab medis Inter.
Jika Moratti benar-benar ingin meremajakan Inter, hendaknya beliau
memiliki kesabaran untuk mempertahankan Strammaccioni dan banyak
mempromosikan dan mempertahankan pemain muda Internazionale.
Akademi Internazionale adalah salah satu akademi sepakbola terbaik di Italia. Terbukti di squad Azzurini banyak ditempati oleh jebolan akademi Internazionale. La Beneamata
harus berani memainkan dan mempertahankan pemain mudanya. Talenta
seperti Rafaelle di Gennaro, Simone Pasa, Marco Benassi, Joel Obi,
Ibrahima Mbaye hingga Mateo Kovacic harus dipertahankan dan diberi
kesempatan bermain semaksimal mungkin.
Inter (dan juga Italia) harus berani meniru klub-klub Jerman yang
berhasil menelurkan pemain-pemain muda berbakat dengan kesabaran dan
memberi kesempatan bermain. Percayalah Inter (dan Italia) tak pernah
kekurangan pemain berbakat. Kesuksesan tak pernah datang dalam waktu
semusim.
Forza Inter!
Tulisan dari: Andreas Nova
sumber: http://anovanisme.blogspot.com/2013/04/luka-la-beneamata.html
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !