Headlines News :
Home » , » Biografi Javier Zanetti: Captain and Gentleman - Chapter One: Martin

Biografi Javier Zanetti: Captain and Gentleman - Chapter One: Martin

Written By Japrax on Senin, 18 Maret 2013 | 17.12

CHAPTER ONE
MARTIN

Segera setelah melihat kami tiba, Martin bergegas mengangkat kakinya dan berlari penuh antusias. “Javier! Paula!” teriaknya sambil terus berlari ke arah kami, bersiap untuk memeluk kami. Saya sungguh terkejut, bukan karena besarnya cinta dan kasih sayang yang ingin dia tunjukkan, namun karena beberapa bulan yang lalu, Martin tidak dapat berbicara. Bisu dan tuli. Mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara-suara yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain, sehingga untuk bisa berkomunikasi dengannya, itu hampir tidak mungkin. Ketika masih berumur 3 tahun, Martin sudah terbuang secara sosial. Seorang anak tanpa masa depan. Setelah lahir, dunia mengasingkannya, tapi itu bukan akhir dari hidup Martin. Tidak ada seorang pun yang merasa terbeban untuk menolongnya. Tidak ada orang yang mau berempati dengan kondisi yang dia alami. Seolah-olah nasibnya sudah tertulis dengan pasti dan tidak akan ada perbaikan dari itu semua. Padahal, sebenarnya yang dibutuhkan hanyalah sedikit bantuan.

Dalam jangka waktu satu tahun, Martin terlahir kembali. Ada dokter anak yang mau memberikan pemeriksaan cuma-cuma terhadap masalah yang dialami Martin. Kemudian donasi dari orang-orang Samaritan untuk membiayai pembelian alat bantu dengar, dan logaoedic yang dapat membantunya berbicara. Tiga hal yang akan sangat mudah diperoleh oleh anak-anak yang terlahir di lingkungan negara kaya, tapi tidak untuk seorang anak yang terlahir di tempat yang tidak pernah dipedulikan oleh orang, di tempat yang tidak tersedia cukup makanan bergizi.

Martin adalah salah satu dari 550 anak lebih yang kami asuh di Pupi Foundation. Mereka semua berasal dari Traza, salah satu lokasi di Remedios de Escalada di distrik Lanus, sebuah daerah pinggiran berpenduduk miskin, di mana banyak hal pokok tidak dapat dipenuhi di sana. Penduduk Traza tercatat berjumlah lima ribu orang, yang hampir semua keluarganya hidup di bawah garis kemiskinan. Obat-obatan, kekerasan, kehamilan remaja adalah hal-hal yang akrab terjadi setiap hari. Air minum dan listrik menjadi sesuatu yang dianggap mewah. Tidak ada taman kanak-kanak atau pusat pelayanan masyarakat, tidak ada pelayanan untuk kebutuhan-kebutuhan darurat. Hidup dalam kondisi yang serba terbatas. Héctor, Jonatan, Micaela, Ezequiel, Augustina, Jimena, Emiliano, Santiago, Nazarena, Karen dan anak-anak yang lain semuanya berasal dari sana. Setiap kali saya datang untuk mengunjungi mereka, ada atmosfer yang luar biasa. Masa depan mereka tidak akan suram lagi, meskipun perjalanan ini akan sangat panjang dan sulit. Setiap hari tantangan dan kesukaran akan mereka hadapi, seperti gunung-gunung baru untuk didaki. Dengan bantuan dari setiap orang, saya percaya masih ada kesempatan untuk memperbaiki dunia ini. Walaupun pertolongan kita hanya seperti tetesan air di tengah samudera, namun ingat, samudera ada karena tetesa air yang begitu banyak.

Kebahagiaan bagi saya ketika setiap hari dapat melihat perkembangan anak-anak. Bahkan hari ini, suara itu bergema di telinga saya “Javier!”. Suara yang diteriakkan dengan penuh ketulusan, seolah-olah itu adalah hal paling natural yang ada di dunia. Martin sekarang dapat berbicara. Ya, Martin telah melakukannya. Cerita Martin hanya satu dari banyak kisah membahagiakan yang kami jumpai setiap hari. Ini adalah contoh yang tepat untuk menunjukkan bahwa kita bisa mendapatkan hasil yang luar biasa ketika kita melakukannya dengan pengorbanan yang besar dan tidak kenal lelah. Start flying low to end up high. Memulai dari awal, kemudian mencapai puncak pada akhirnya. Itu adalah filosofi dari yayasan ini. Semua berawal dari ingatan saya akan masa kecil yang saya habiskan di Dock Sud (South Dock), daerah pinggiran kota Buenos Aires. Saya juga terlahir di tengah keluarga miskin. Namun orang tua saya tidak pernah membiarkan saya melewatkan kasih sayang dari mereka. Harapan terbesar saya saat ini adalah bisa melihat anak-anak Pupi menerima cinta dan kasih sayang sama dengan yang pernah saya terima, dan mereka memiliki kesempatan yang sama untuk meraih apa yang menjadi impian mereka.

Just like when it happened to me, when I was a kid chasing a ball, when everything was ready to be discovered and invented.

Sama seperti ketika hal itu terjadi pada saya, ketika kecil saya mengejar bola, dan ketika dari hal tersebut, segala sesuatu siap untuk ditunjukkan pada dunia.

* * *


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jangan Lupa Follow Us Interisti

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inter Milan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger