Headlines News :
Home » » SPESIAL: Lima Laga Historis Derby Della Madonnina

SPESIAL: Lima Laga Historis Derby Della Madonnina

Written By Japrax on Minggu, 22 Desember 2013 | 10.00

Derby della Madonnina memang menjadi salah satu pertandingan derby paling panas dan paling panjang di dunia sepakbola. Kedua tim tidak hanya dikenal sebagai klub raksasa Italia tetapi juga raksasa Eropa juga dunia.

Sejauh ini, kedua tim telah bertemu 210 kali, dengan Inter memiliki jumlah kemenangan lebih banyak dua pertandingan dibandingkan rivalnya tersebut. Dan akhir pekan ini, kedua tim akan kembali bertemu dalam ajang Serie A Italia.

Oleh karena itu, Goal menyajikan lima pertandingan historis yang layak untuk disimak sebelum melihat pertandingan pada Senin dini hari (23/12) nanti di Giuseppe Meazza.


Inter 6-5 Milan (6 November 6 1949)Nyers 10, 40, Amadei 39, 50, 64, Lorenzi 58; Candiani 1, 7, Nordahl 14, Liedholm 19, Annovazzi 59
Setelah kedua tim bermain imbang 4-4 di awal tahun, mereka mencetak rekor jumlah gol dalam satu pertandingan derby della Madonnina pada November 1949, sebuah rekor yang tampaknya akan sangat sulit untuk dipecahkan, mengingat di masa itu tim-tim sangat subur dalam mencetak gol (Juventus mencetak 100 gol, Milan 118 gol dan Inter 99 gol).

Inter tampil tidak sempurna di laga ini karena Enzo Bearzot mengalami cedera. Sementara Milan menurunkan trio Swedia Gre-No-Li yang menakutkan saat itu, tetapi pemain sayap Enrico Candiani yang membuat Milan unggul dua gol ketika laga baru berjalan tujuh menit.

Istvan Nyers memperkecil kedudukan, tetapi Gunnar Nordahl membawa Milan kembali melebarkan keunggulan dua menit kemudian. Nils Liedholm lalu membuat selisih gol menjadi tiga dan ketika pertandingan tampak berakhir, dua gol dari Amadeo Amadei, dan satu gol dari Nyers dan Benito Lorenzi mampu membuat Nerazzurri berbalik unggul 5-4. Carlo Annovazzi menyamakan kedudukan untuk Rosonerri tetapi Amadei melengkapi hat-tricknya sekaligus membuat kedudukan menjadi 6-5. Kedudukan akhir nyaris menjadi 6-6, tetapi peluang Candiani hanya membentur mistar gawang.

Susunan Pemain

Inter: Franzosi; Guaita, Miglioli; Campatelli, Giovannini, Achilli; Amadei, Wilkes, Lorenzi, Fiorini, Nyers

Milan: Milanese; De Gregori, Foglia; Annovazzi, Tognon, Bonomi; Buriani, Gren, Nordhal, Liedholm, Candiani.
 
Milan 2-1 Inter (28 Oktober 1984)
Di Bartolomei 33, Hateley 63; Altobelli 10
AC Milan berada dalam periode kelam di masa ini, setelah terdegradasi ke Serie B karena skandal perjudian pada 1980. Meski mereka langsung kembali ke kasta tertinggi, lagi-lagi mereka terjerembab ke jurang degradasi pada musim 1981/82. Ketika mereka kembali ke kasta tertinggi tahun berikutnya, mereka tidak pernah mengalahkan Inter dalam sembilan laga.
Alessandro Altobelli membawa Inter unggul terlebih dahulu di pertandingan derby pertama musim 1984/85 ini, sebelum Agostino Di Bartolomei menyamakan kedudukan. Mantan striker Portsmouth Mark Hateley kemudian mensejajarkan dirinya dengan legenda Rossoneri ketika dia mencetak gol kemenangan dengan menaklukkan Walter Zenga melalui tandukannya. Gol itu masih diingat hingga sampai sekarang: sebelum Milan menghadapi Portsmouth pada Piala UEFA tahun 2008 silam, Adriano Galliani mengatakan, "Portsmouth? Mereka tim terhormat, di mana Mark Hateley bermain."
Susunan Pemain

Milan: Terraneo, F. Baresi, Galli, Battistini, Di Bartolomei, Tassotti, Verza, Wilkins, Hateley, Evani, Virdis.

Inter: Zenga, Bergomi, G. Baresi, Mandorlini, Collovati, Bini, Causio, Sabato, Altobelli, Brady, Rummenigge.

Inter 0-6 Milan (11 Mei 2001)
Comandini 2, 19, Giunti 53, Shevchenko 66, 77, Serginho 81
AC Milan mencatatkan kemenangan terbesar dalam sejarah Derby della Madonnina dengan mencukur Inter dengan skor 6-0 pada tahun 2001. Kedua tim sama-sama mengoleksi 44 poin, tertinggal 20 angka dari pemimpin klasemen, AS Roma, tetapi di atas lapangan keduanya sangat tidak seimbang.

Gianni Comandini mencetak dua gol di babak pertama -satu-satunya gol dia di laga domestik untuk Milan- sebelum Federico Giunti menambah keunggulan delapan menit setelah laga paruh kedua berjalan. Andriy Shevchenko kemudian mencetak gol ke sisi jauh gawang untuk membuat kedudukan 4-0 sebelum mencetak gol dari jarak dekat untuk menambah pundi golnya, dan Serginho menggenapkan kemenangan Rossoneri menjadi 6-0. Beberapa keputusan Pierluigi Collina dapat diperdebatkan, tetapi itu adalah kekalahan yang sangat menyakitkan bagi fans Inter hingga saat ini.

Susunan Pemain

Inter: Frey; Ferrari, Blanc, Simic, J. Zanetti; Farinos, Di Biagio, Dalmat, Gresko; Vieri, Recoba.

Milan: Rossi; Helveg, Costacurta, Roque Junior, Maldini; Gattuso, Giunti, Kaladze, Serginho; Shevchenko, Comandini


Inter 0-3 Milan (12 April 2005)
Milan Menang WO.
Ini adalah pertemuan langka di Eropa antara dua tim kota Milan, dan hingga hari ini, pertandingan ini sangat tenar. Milan unggul 1-0 dalam agregat di babak perempat-final Liga Champions dan pertandingan memasuki leg kedua, tetapi pertandingan akhirnya dihentikan pada menit ke-73.

Andriy Shevchenko membawa Milan unggul di babak pertama, tetapi masalah dimulai ketika gol Esteban Cambiasso dianulir oleh wasit. Fans Inter tidak terima karena gol tersebut dianggap bersih, sehingga mereka mulai melempar benda-benda dari tribun, dan kiper Milan Dida terkena lemparan flare.

Wasit Markus Merk akhirnya terpaksa menghentikan pertandingan karena suporter tidak memperlihatkan tanda-tanda berhenti berulah, dan Nerazzurri didenda €200 ribu usai pertandingan. Sementara Milan, gagal menjadi juara karena kalah dari Liverpool pada laga final di Istanbul.

Susunan Pemain

Inter: Toldo; J. Zanetti, Cordoba, Materazzi, Favalli; C. Zanetti, Veron, Cambiasso; Van der Meyde, Kily Gonzalez; Adriano.

Milan: Dida; Cafu, Stam, Nesta, Maldini; Ambrosini, Pirlo, Seedorf; Kaka; Crespo, Shevchenko.


Inter 3-2 Milan (12 Desember 2005)
Adriano 24 (pen), Obafemi Martins 59, Adriano 90; Shevchenko 39 (pen), Jaap Stam 83
Di pertandingan derby yang ketat dan panas, Jaap Stam menyamakan kedudukan ketika laga menyisakan tujuh menit, eks bek Manchester United itu menaklukkan Julio Cesar dengan tandukannya dan kemudian di menit akhir Esteban Cambiasso bersiap mengeksekusi tendangan penjuru yang akan menjadi aksi terakhir di laga ini.

Adriano yang telah mencetak gol melalui titik putih di awal laga, kembali membuat suporter Inter bersorak gembira setelah ia mampu menyambar umpan itu dengan kepalanya untuk menjebol gawang Dida.

Kemenangan itu membuat Nerazzurri menggusur posisi Milan di puncak klasemen dan skuat Roberto Mancini tidak pernah turun lagi hingga musim berakhir.

Setelah itu, Nerazzurri terus melaju dan memenangkan empat Scudetto secara beruntun dan itu dapat menunjukkan bahwa gol yang dicetak Adriano menjadi katalisator klub menuju era keemasan.

Susunan Pemain

Inter: Julio Cesar; Cordoba, Samuel, Zanetti, Favalli; Cambiasso, Stankovic, Figo, Veron; Martins, Adriano

Milan: Dida; Nesta, Stam, Kaladze, Serginho; Gattuso, Pirlo, Kaka, Seedorf; Gilardino, Shevchenko
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jangan Lupa Follow Us Interisti

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inter Milan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger