Headlines News :
Home » » Gebrakan Erick Thohir cs, Welcome Indo-Inter

Gebrakan Erick Thohir cs, Welcome Indo-Inter

Written By Japrax on Selasa, 22 Oktober 2013 | 20.30

Headline 
Indo-Inter. Judul berita itu ditulis sangat besar di halaman depan koran La Gazzetta dello Sport edisi Rabu (16/10). Foto wajah Erick Thohir terpampang di surat kabar olahraga, yang punya peredaran cukup luas di Italia ini. Di koran itu, Erick sedang tersenyum lebar sambil memegang kaos biru bergaris hitam milik klub Inter Milan.
Ya, sehari sebelumnya, Selasa (15/10), Erick bersama dua pengusaha Indonesia lainnya, Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo, melalui International Sports Capital, meneken pembelian 70% saham Nerazzurri senilai 350 juta euro atau sekitar Rp 5,158 triliun dari tangan Massimo Moratti.

Pembelian itu dengan sendirinya mengubah komposisi saham di klub sepak bola yang didirikan tahun 1908 tersebut. Seperti dikutip dari Forbes, Erick akan memiliki 35% saham, Rosan Roselani dan Handy Soetedjo 35%, dan Massimo Moratti 30% saham. "Hari ini sangat spesial buat saya," kata Erick, setelah penandatanganan jual beli tersebut.

Nantinya, trio pengusaha nasional ini bersama keluarga Massimo Moratti akan bekerja sama untuk membuat masa depan Inter lebih cerah lagi di Italia dan dunia. Ini sesuai dengan filosofi Inter sejak didirikan, yakni “brothers of the world”. "Saya berharap Erick, Rosan dan Handy bisa menambah jumlah kemenangan Inter sambil terus memenuhi aspirasi dari semua pendukung Inter. Keluarga kami akan terus mendampingi Erick, Rosan, dan Handy,” kata Moratti.

Negosiasi Alot

Awalnya, tak mudah “mengambil” Inter dari tangan Moratti. Proses pembelian itu dijajaki sejak awal tahun ini lewat berbagai pendekatan. Pertengahan tahun mulai ada pembicaraan antara Erick Thohir dengan penghubung Moratti. Kala itu, Erick, Rosan, dan Handy hanya ditawari saham sebesar 20%.

Erick tak mau kalau hanya pemegang saham minoritas. Dia bilang ingin membeli 51% saham Inter, bahkan kalau perlu sampai 100%. Kali ini, Moratti menaikkan pelepasan sahamnya menjadi 40%. Lagi-lagi, Erick tak mau. Ia dan dua rekannya menginginkan saham mayoritas di klub tersebut.

Pembicaraan jual beli akhirnya deadlock, karena masing-masing pihak bertahan pada tawarannya. Setelah melewati lika-liku hampir empat bulan, Moratti akhirnya menyerah. Ia bersedia melepas 70% sahamnya di Inter kepada Erick, Rosan, dan Handy, yang tergabung dalam International Sports Capital.

Alasan Moratti melepas 70% sahamnya karena ia dan keluarganya sedang butuh dana segar untuk membangun proyek jangka panjang, seperti stadion baru di kota Milan dan membeli pemain guna membangun skuad yang tangguh. Maklum, saat ini, industri sepak bola Italia sedang menghadapi krisis keuangan. Sejumlah pemilik klub membuka peluang masuknya modal asing.

Asal tahu saja, sejak tahun 1947 hingga saat ini Inter menyewa Stadion Giuseppe Meazza dari Pemerintah Kota Milan. Stadion berkapasitas 85 ribu penonton ini juga dipakai oleh AC Milan, klub besar lain asal Milan.

Semula, Stadion Giuseppe Meazza milik AC Milan. Stadion yang dikenal dengan nama San Siro ini dibangun tanggal 1 Agustus 1925 hingga 15 September 1926 oleh Piero Pirelli, Presiden AC Milan saat itu. Sejak saat itu, stadion ini menjadi kandang bagi AC Milan.

Namun, tahun 1935 AC Milan bangkrut hingga akhirnya stadion ini dijual kepada Pemerintah Kota Milan. Kini, stadion itu digunakan secara bergantian oleh Inter dan AC Milan.

Itulah sebabnya, sejak lama Moratti bermimpi Inter punya stadion sendiri. Dan, kini ia berharap Erick bisa mewujudkan impiannya itu setelah memiliki 70% saham Inter.

Moratti memiliki Inter sejak 1995. Di tangan dia, La Beneamata sukses meraih lima gelar Serie-A, empat trofi Coppa Italia, dan satu kali menjuarai Liga Champions.

Inter adalah satu-satunya klub Italia yang tidak pernah mengalami degradasi dari Serie A selama 105 tahun sejak didirikan. Inter juga telah menjadibrand olahraga terkemuka dengan 20 juta penggemar (fans) di Eropa yang diperkirakan mencapai 160 juta fans di seluruh dunia.

Itukah yang membuat Erick membeli Inter? "Banyak pertanyaan yang datang mengapa saya pilih Inter Milan? Klub ini punya sejarah yang bagus, prestasi yang hebat, dan fans yang sangat loyal," katanya.

Mengagetkan

Pembelian itu mengagetkan banyak pemilik klub dan praktisi sepak bola di seluruh dunia. Sebab selama ini, yang mampu membeli klub sepak bola Eropa hanya pengusaha dari negara-negara kaya minyak Timur Tengah. Lihat saja, Manchester City dari Inggris dan Paris Saint Germain (Perancis) dimiliki Etihad Airlines. Begitu pula dengan klub Arsenal oleh Emirates Airlines. Di luar Arab, paling banter yang mampu bersaing hanya konglomerat Rusia berdarah Yahudi, Roman Abramovich, yang memiliki klub Chelsea dari Inggris.

Indonesia? Selain dianggap sebagai negara berkembang, prestasi sepak bola Indonesia juga tidak menonjol. Paling-paling yang sempat bikin geger adalah Timnas U-19 yang tempo hari mengalahkah juara bertahan Korea Selatan dalam babak penyisihan Pra Piala Asia U-19 di Gelora Bung Karno, Senayan.

Itulah kenapa, kabar Erick cs membeli Inter akhirnya jadi pembicaraan di mana-mana. Pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo, mengatakan, pembelian itu punya sisi positif, terutama bagi para pemain muda. "Mudah-mudahan pemain muda kita bisa punya akses ke klub-klub besar, terutama Inter Milan untuk berlatih dan mendapatkan transfer ilmu dari pelatih-pelatih hebat. Ya, syukur kalau bisa ikut terlibat langsung menjadi pemain," kata Anton kepada InilahREVIEW.

Tak seperti Anton, pengamat sepak bola Tommy Welly yang dihubungi menilai sebaliknya. “Kalau pemain Indonesia cuma sekadar ikut latihan sih mungkin. Tapi apakah itu bermanfaat besar untuk kemajuan sepak bola Indonesia? Rasanya enggak juga,” ujarnya.

Bangun Stadion

Yang jelas, tantangan yang bakal dihadapi Erick untuk membangun kembali kejayaan Inter, bukan pekerjaan ringan. Selain harus membayar Moratti sebesar Rp 5,158 triliun, Erick juga harus menyuntikkan dana segar ke kas Inter, mengeluarkan uang sangat besar untuk membangun stadion baru, membayar kompensasi sponsor dan jaringan televisi, serta belanja pemain.

Untuk yang terakhir, Erick tampaknya tidak akan melakukan transfer fantastis. Mereka tidak akan mendatangkan pemain semacam Cristiano Ronaldo atau Cesc Fabregas. Namun, banyak kalangan melihat, Inter tetap punya ambisi besar dalam bursa transfer. “Mereka akan menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Tahun yang paling memungkinkan untuk melakukan belanja pemain adalah 2016,” demikian beberapa analis.

Itulah sebabnya, pada jangka pendek ini Erick akan mengetatkan anggaran. Untuk menjalankan ini, Erick menunjuk Thomas W. Shreve sebagai direktur keuangan. Direktur lain yang akan mem-back up adalah Rosan Roeslani,Handy Soetedjo, dan Rinaldo Ghelfi.

Untuk menjalankan Inter sehari-hari, Erick akan menunjuk Jason Levien. Levien adalah orang kepercayaan Erick dan kerap menjadi tangan kanannya dalam bisnis olahraga. Sementara dinasti Moratti tetap dipertahankan. Namun, Marco Branca, yang selama ini menjabat direktur olahraga, kemungkinan besar diganti.

Lantas, siapa Presiden Inter? Tampaknya, Erick masih mempertahankan Moratti, yang selama ini menjadi ikon klub.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jangan Lupa Follow Us Interisti

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inter Milan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger