Headlines News :
Home » » FOKUS: Inter Dan Sindrom Mourinho

FOKUS: Inter Dan Sindrom Mourinho

Written By Japrax on Rabu, 02 November 2011 | 22.06

Di akhir pekan lalu, Inter kembali dipaksa merasakan pahitnya kekalahan. Kali ini Juventus yang membuat Il Nerazzurri terjerembab di kandang sendiri, Giuseppe Meazza.

Padahal, Inter sebelumnya bukanlah tim yang mudah dipermainkan ketika berlaga di kandang sendiri.

Bahkan di musim ini saja Inter sudah beberapa kali dikangkangi lawannya di Meazza, baik di kompetisi domestik mau pun Liga Champions.

Trabzonspor adalah tim pertama yang menang atas Inter di Meazza sebelum Napoli dan Juventus mengikuti. Sedangkan di luar Milan, Palermo, Novara dan Catania yang mempermalukan Inter. Tak salah jika kemudian Inter terlihat berada di papan bawah klasemen Serie A Italia. Sementara di Liga Champions, posisi Inter cukup menjanjikan.

Lalu apa yang terjadi pada Inter di musim ini? Mengapa performa saudara muda Milan itu tak menunjukkan kelas mereka sebagai salah satu tim terbaik di Italia?

Banyak hal yang bisa disalahkan, mulai dari kebijakan transfer, strategi yang tepat hingga faktor pemain dan pelatih, atau bahkan fans. Tapi yang begitu jelas terlihat adalah begitu besarnya pengaruh yang diberikan Jose Mourinho.

Pelatih yang kini menukangi Real Madrid itu memiliki andil besar dalam memberikan kesan mendalam di skuad Inter saat ini. Pemain yang pernah ditanganinya, dan sampai saat ini masih bertahan di skuad, terus mengeluk-elukannya.

Bagaimana tidak, beragam gelar diberikan Mourinho selama tiga musim di Inter, mulai dari Serie A, Coppa Italia, Piala Super Italia dan Liga Champions. Hebat bukan?

Wesley Sneijder minggu lalu misalnya, yang menilai Mourinho sebagai pelatih terbaik Inter. Pemain lain juga mengamininya. Sedikit banyak hal itu menunjukkan bahwa kepercayaan yang didapat pelatih Inter sepeninggal Mourinho dari pemain tidaklah mutlak. "Bagaimana bisa bekerja dengan baik bila tak mendapat kepercayaan pemain?" kira-kira begitulah pikiran pelatih Inter setelah era Mourinho.

Hal itulah yang akhirnya membuat Rafa Benitez, Leonardo, Gian Piero Gasperini hingga Claudio Ranieri kesulitan memunculkan kemampuan terbaik Inter dan pemain-pemain mereka. Sindrom Mourinho sudah begitu merasuk dalam diri pemain.

Mourinho tak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia hanya menjalankan tugas dan menjunjung profesionalitasnya sebagai pelatih yang diikat kontrak, sampai akhirnya dia tak lagi terikat dengan klub.

Dan sepertinya pemain Inter tidak bisa menerima fakta bahwa Mourinho sudah meninggalkan klub. Harusnya mereka bisa menghadapi hal ini, sehingga bisa membuat era baru dengan pelatih baru, melupakan kesuksesan masa lalu dan tidak menyalahkan wasit atas setiap kegagalan mereka.

Bukan begitu?
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jangan Lupa Follow Us Interisti

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inter Milan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger