JAKARTA, KOMPAS.com - Antusiasme puluhan anak Indonesia yang mengikuti acara coaching clinic
bersama pemain Inter Milan di Stadion Gelora Bung Karno cukup tinggi.
Meski mengaku tak kenal nama, sejumlah anak itu tetap senang mengikuti
agenda yang termasuk dalam rangkaian acara "Inter Milan Indonesia tour
2012" tersebut.
Sejumlah punggawa "I Nerazzuri" yang melatih dalam coaching clinic tersebut, diantaranya, Andrea Poli, Angelo Palombo, Giovanni Teranni, dan kiper Raffaele Di Gennaro. Sementara dari staf pelatih, diwakilkan oleh asisten Pelatih Inter, Giuseppe Baresi.
Reza Muhammad Ilham, perwakilan dari Jakarta Football Academy mengaku dilatih sejumlah pemain Inter adalah pengalaman yang tak terlupakan. Bocah berusia 12 tahun itu bersyukur karena dia dan bersama rekan-rekannya dibantu oleh penerjemah bahasa Italia ketika latihan.
"Tapi aku tidak tahu nama pemain yang melatih tadi. Tadi aku diajari passing, dribbling dan keeping. Sedikit bingung juga awalnya, karena instruksinya pakai bahasa Italia, tapi untung tadi ada yang menerjemahkan," ujar Reza kepada wartawan seusai mengikuti Coaching Clinic di Stadion GBK, Jakarta, Jumat (25/5/2012).
Muhammad Lutfhi pun mempunyai pendapat sama dengan Reza. Bocah perwakilan dari Sekolah Sepak Bola (SSB) ASIOP tersebut mengaku cukup senang dapat berlatih bersama tim Inter. Bocah berusia 13 tahun yang baru pertama kali menginjakan kakinya di rumput Stadion GBK ini berharap suatu saat nanti dapat kembali bermain bersama Inter.
"Tadi aku kebagian juga dilatih asisten pelatih yang rambutnya ubanan (Baresi). Senang sekali, karena aku mendapat ilmu baru juga, biarpun teknik yang diajari dasar-dasarnya saja," ungkap Luthfi.
Dari total 85 anak yang mengikuti coaching clinic hari ini, 30 di antaranya merupakan undangan dari Harian Topskor sebagai promotor. Sedangkan 55 lainnya melalui jalur registrasi yang setiap anaknya dikenakan biaya sebesar Rp 3 Juta.
Sejumlah punggawa "I Nerazzuri" yang melatih dalam coaching clinic tersebut, diantaranya, Andrea Poli, Angelo Palombo, Giovanni Teranni, dan kiper Raffaele Di Gennaro. Sementara dari staf pelatih, diwakilkan oleh asisten Pelatih Inter, Giuseppe Baresi.
Reza Muhammad Ilham, perwakilan dari Jakarta Football Academy mengaku dilatih sejumlah pemain Inter adalah pengalaman yang tak terlupakan. Bocah berusia 12 tahun itu bersyukur karena dia dan bersama rekan-rekannya dibantu oleh penerjemah bahasa Italia ketika latihan.
"Tapi aku tidak tahu nama pemain yang melatih tadi. Tadi aku diajari passing, dribbling dan keeping. Sedikit bingung juga awalnya, karena instruksinya pakai bahasa Italia, tapi untung tadi ada yang menerjemahkan," ujar Reza kepada wartawan seusai mengikuti Coaching Clinic di Stadion GBK, Jakarta, Jumat (25/5/2012).
Muhammad Lutfhi pun mempunyai pendapat sama dengan Reza. Bocah perwakilan dari Sekolah Sepak Bola (SSB) ASIOP tersebut mengaku cukup senang dapat berlatih bersama tim Inter. Bocah berusia 13 tahun yang baru pertama kali menginjakan kakinya di rumput Stadion GBK ini berharap suatu saat nanti dapat kembali bermain bersama Inter.
"Tadi aku kebagian juga dilatih asisten pelatih yang rambutnya ubanan (Baresi). Senang sekali, karena aku mendapat ilmu baru juga, biarpun teknik yang diajari dasar-dasarnya saja," ungkap Luthfi.
Dari total 85 anak yang mengikuti coaching clinic hari ini, 30 di antaranya merupakan undangan dari Harian Topskor sebagai promotor. Sedangkan 55 lainnya melalui jalur registrasi yang setiap anaknya dikenakan biaya sebesar Rp 3 Juta.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !