Headlines News :
Home » » Pesona Inter Muda

Pesona Inter Muda

Written By Japrax on Minggu, 12 Mei 2013 | 20.39


Kontra Lazio di mid week kemarin menjadi panggung sempurna bagi penampilan mengesankan Mateo Kovacic. Pergerakannya lincah cepat, umpan akurat dibarengi dengan fisik yang kuat dan pembawaan yang tenang. Prodigy asal Kroasia yang baru saja berulang tahun ke-19 pada 6 Mei lalu itu membuktikan bahwa Inter tak salah merekrutnya dengan nilai fantastis 15 Juta Euro. Kovacic telah mentahbiskan diri menjadi rekrutan terbaik Nerazzurri di musim ini.

Banyak yang mempertanyakan ketika Inter melepas talenta seperti mario balotelli, Davide Santon ataupun leonardo bonucci. Pemain berkualitas dari Primavera Inter yang kemudian terbukti menjadi pilar di klubnya masing-masing. Mengapa mereka tidak dipertahankan. Mengapa Inter begitu mudah melepas mereka. Sehingga yang muncul kemudian adalah sebuah kesimpulan lama, Inter adalah tim yang ‘hobby’ membuang pemain berbakat. Baik yang dari akademi sendiri maupun pemain muda yang diperoleh dari klub lain. Ada banyak nama yang bisa disebutkan untuk mendukung kesimpulan tersebut. Phillipe Coutinho adalah contoh nama terbaru.

Kondisi saat ini seolah menjadi jalan bagi manajemen Inter untuk dapat melihat lebih dekat kualitas pemain muda yang dimilikinya. Termasuk di dalamnya anak-anak mereka sendiri. Blessing in disguise. Peraturan Financial Fair Play dari UEFA juga menjadi ‘berkah terselubung’. Bukan saatnya Inter ‘membabi buta’ di bursa transfer. Saat melawan Lazio, tak hanya Kovacic. Bahkan penampilan Marco Benassi dan Simone Pasa juga tak kalah apik. Meski berstatus sebagai gelandang, performa Benassi di bek kanan dan Pasa di bek tengah patut dibanggakan. Pasa tak merasa canggung meski dibangku cadangan ada nama lain yaitu pemain senior sekelas Cristian Chivu. Luca Garritano yang berposisi asli striker bermain penuh semangat pada posisi all round player.

Sebagai ex pelatih Inter Primavera yang sukses menjadi juara dalam Next Gen series 2011, Andrea Stramaccioni mempunyai kesempatan besar untuk dapat menampilkan pemain muda milik Inter.
Strama hingga saat ini telah menampilkan sembilan pemain primavera. Mereka adalah Ibrahima Mbaye, Simone Pasa, Andrea Bandini, Isaac Donkor, Alfred Duncan, Marco Benassi, Niccolo Belloni, Luca Garritano dan yang terbaru Francesco Forte. Jika keputusan untuk mempertahankan Strama benar adanya, maka bukan tak mungkin akan makin banyak pemain muda La Beneamata yang segera menunjukkan kualitasnya. Hal ini tentu akan menjadi pemandangan yang tidak biasa dimana para Interista sebelumnya selalu dimanjakan oleh gelontoran pemain bintang dan ternama.

Pertanyaannya kemudian : Siapkah Interisti menghadapi situasi transisi ini. Beranikah mereka ber-roller coaster bareng Inter ??? Saya langsung menjadi Interista saat Inter tak mendapatkan penalti dalam sebuah moment ketika Ronaldo dihadang oleh mark iuliano di partai yang menentukan Serie A musim 1997/1998. Meskipun beberapa hari setelah pertandingan tersebut Nerazzurri mendapat trophy Piala UEFA, namun hal tersebut tak mengurangi kekecewaan. Karena pada saat tersebut scudetto adalah tujuan utama. Dan yang terjadi selanjutnya adalah sebuah periode gelap. Puncaknya tentu 5 Mei 2002. Nerazzurri gagal scudetto pada giornata terakhir. Memang gak gampang menjadi Interista.

Lalu apakah saat ini Inter kembali memasuki masa gelap ? Bisa jadi. Gonta-ganti pelatih setelah kepergian Jose Mourinho menjadi indikasi. Padahal pelatih-pelatih tersebut hebat dan berpengalaman. Namun mereka tak kuasa juga bertahan lama dan Inter juga seperti biasa tak tahan dengan prestasi yang sepi. Jika menilik pada sejarah, Inter pertama kali mendapat scudetto pada tahun 1910. Kapan Inter mendapat Scudetto kedua? Yup, betul 1920! Jika fenomena itu berulang satu abad kemudian maka bukan tak mungkin Inter akan meraih scudetto lagi 2020. 10 tahun setelah 2010.

Ada yang bilang bahwa kita menjadi tifosi sebuah klub bukan karena kita memilih tetapi karena anugerah. It’s a gift. Jadi apapun prestasi yang sedang didapat nikmati saja. Bagi saya sepakbola tak melulu soal gelar. Jika berbicara trophy nanti yang ada hanya memberi pujian saat menang dan mengeluarkan cacian saat jadi pecundang. Lebih dari itu, sepakbola juga tentang kenikmatan. Menang, draw ataupun kalah saat menyaksikan tim kita bermain itu sudah sebuah kebahagiaan. Terima kasih TVRI.

Pernah ada sebuah kisah di salah satu buku yang saya baca. Ada seorang suami yang berpamitan dengan istrinya sebelum berangkat ke kantor. Kemudian sambil menyalami suaminya, istri tersebut berkata : ‘Pa, tolong tuliskan enam kekurangan saya sebagai istri, nanti pulang kantor kasih ke saya ya’. Selama di kantor suami tersebut terus berpikir. Dia mencoba menemukan kekurangan istrinya. Kemudian pada saat sudah sampai dirumah di malam hari, istrinya sudah tak sabar menantinya di pintu. Kata istrinya : ‘Bagaimana Pa, sudah kau tuliskan enam kekuranganku ?’ .’Sudah’ : kata sang Suami sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Apa yang suami tersebut keluarkan ?. Suami tersebut mengeluarkan enam kuntum mawar putih. ‘Istriku aku tak menemukan satupun kekurangan dalam dirimu. Aku mencintaimu apa adanya’.

Itu jugalah mungkin sedikit ilustrasi yang menjadi prinsip saya dalam mencintai Inter. Unconditional Love. Right or wrong it’s my Inter. Ada yang bilang, teman sejati harus memberikan kritik jika teman sedang bertindak salah. Itu kalo teman. Tapi buat saya, Inter itu adalah pasangan. Soulmate. My Passion. Lebih dari sekedar teman. Tak mungkin saya katakan kejelekan pasangan saya dimuka umum. Kalaupun ada kritik akan saya sampaikan secara pribadi. Atau cukup simpan dalam hati. Tak perlu harus mengumbarnya hingga bahkan dengan kata-kata yang kasar dan kotor. Pasangan itu ibarat saya sendiri. Mengejeknya sama saja dengan menjelekkan nama saya sendiri.

Prestasi memang bisa naik turun. Dan semua ada saatnya. Ada masanya. Masa sepakbola indah gaya Real Madrid berganti dengan era catenaccio Helenio Herrera milik Inter. Grendel Inter hilang masanya saat kalah oleh total football era Johan Cruyff di Final Piala Champion 1972. Kemudian total football dibilang mati ketika Belanda kalah dari Jerman Barat saat Final Piala Dunia 1974. Dan sekarangpun Barcelona yang dibilang klub dari planet lain harus menjadi bahan tertawaan karena kalah agregat 7-0 dari Bayern Muenchen dalam semifinal Liga Champion musim ini. Tak ada yang abadi. Kalah menang tak lebih dari sebuah siklus.

Kini saatnya untuk kembali menikmati Inter seperti saat saya pertama kali menjadi Interista. Dari sebuah klub yang menjadi cemoohan bahkan nyaris degradasi menjadi klub pertama di Italia yang mendapatkan treble winner. Sebuah pencapaian yang hebat tak terkata. Dari ratusan bahkan mungkin ribuan klub di Eropa hanya enam klub yang telah mampu mencapainya. Dan Inter adalah salah satunya. Hebat khan. Inter juga menjadi salah satu dari lima klub di liga besar eropa (Spanyol,Inggris,Jerman dan Italia) yang belum pernah degradasi ke kasta yang lebih rendah. DNA Serie A.

Semoga Inter tetap bertahan dengan pilihannya untuk mengutamakan pemain muda bersama pelatih muda juga. Barcelonanya Josep Guardiola juga sempat berada dalam kondisi kritis di musim pertama sebelum menjelma menjadi kelompok para alien. Salah satu alasan David Moyes terpilih untuk gantikan Sir Alex Ferguson adalah karena dia menomorsatukan pengembangan pemain usia muda. Borussia Dortmund juga dapat menjadi contoh yang baik bagi modifikasi filosofi Nerazzurri.

Tetap semangat! Pain is temporary but Pride is forever. Forza Inter !!!

Johan Satrya
@joretni

sumber: http://www.interclubindo.com/2013/05/pesona-inter-muda/
Share this article :

20 komentar:

  1. dan inilah yang hrus ditamankan dalam hati para interista

    BalasHapus
  2. yaaappp bner bnget broo...
    gw jg jatuh cinta ama inter pada saat partai penentuan scudetto inter vs lazio...

    BalasHapus
  3. bener banget bro...
    gw dari SD udah suka ma inter... skrg umur gw dah 24 thn..
    menang n kalah inter selalu di hatiku...

    BalasHapus
  4. I'm proud be interista

    BalasHapus
  5. Ak sejak tw dr sepak bola sdh mengidolakan inter milan,menang kalah tu sdh bysa,banyak cemohan bwt inter,bagiku bkan msalah.I love inter,salam interista indonesia.

    BalasHapus
  6. tidak boleh dijual sampai dapet gelar kaya messi. :D

    BalasHapus
  7. Nerazzurri 1908 sa'modare...!!!

    BalasHapus
  8. I Nerazzurri 1908 sa'modare...!!!
    If you can't support us when we lose, don't support us when we win.!

    BalasHapus
  9. mantabs.....ane jadi terharu...Forza 1908

    BalasHapus
  10. Sy bahkan menangis ketika inter vs lazio d tahun 2002...
    Dan srkarangpun tetap inter...

    BalasHapus
  11. mantab jaya... forza....
    hmm...tragedi gagal trophy 2002 ...bner2 masih keinget sampe sekarang

    BalasHapus
  12. thanks broo,
    saat sperti ini mmg internisti harus ttp optimis..
    forza inter.. love inter forever

    BalasHapus
  13. gw loving inter since 98,.inget banget gw dimana gw dcemooh temen satu kelas gara2 inter prestasinya mash dbilang pas2n,.tapi PASSION mereka lawan keadaan apapun yang jadinya bikin gw jatuh hati,.beli ronaldo mahal2 cedera,.akhirnya dengan sabar nunggu duet ROBO bisa bener2 kerealisasi,.lah sampe sembuh gagal ternyata pas 2002 gagal gara2 kesalahan vratislav gresko yg blunder bkin inter kalah,.RONALDO aja nangis,.gw cuma nitikkin aer mata,.parah,.trus siklus inter berjalan,.yang akhirnya SKANDAL tu terkuak,.yah walau banyak tim sebelah yang bilang inter kesangkut tp y ttp gak adil orang yang udah meninggal dtuduh gt,.dy kn g bs ksh pembelaan apapun,.sampe akhirx dtg masa JAYA inter,.we are treble championS,.n tu udah jadi SEJARAH N skrg musim berubah,.jadi kalo kita semua interisti sejati,.DUKUNG APAPUN KEADAAN INTER !!!! BADAI PASTI BERLALU !!!!!!!!!

    BalasHapus
  14. aduh ... jujur terharu ane dgn tulisan bung Johan T_T
    ada sesuatu yang lebih dari sekedar prestasi yang membuat Interista mencintai Inter, sesuatu yg tentunya teman2 Interisti mungkin udah bisa menjawabnya :)

    BalasHapus
  15. Min ana izin Copas ya,,, tks

    BalasHapus
  16. mau inter sejelek apapun.,ane tetep bangga jadi interisti.,
    mau nunggu sepuluh tahun jadi juara juga gak papa.,

    udah jatuh hati ma inter.,
    pilihan hati gak bisa d ubah

    BalasHapus

Jangan Lupa Follow Us Interisti

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inter Milan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger