Headlines News :
Home » , » Biografi Javier Zanetti: Captain and Gentleman - Chapter Nine: Intersolidarity

Biografi Javier Zanetti: Captain and Gentleman - Chapter Nine: Intersolidarity

Written By Japrax on Selasa, 19 Maret 2013 | 12.00

CHAPTER NINE

INTERSOLIDARITY

Saya tentu saja bukan satu-satunya orang yang merasa bahwa Inter adalah klub istimewa. Massimo Moratti, presiden klub ini, adalah orang nomor satu yang pantas diberi ucapan terima kasih, dia memiliki karakter yang jarang ditemukan dalam dunia sepakbola. Jika saya menjadi simbol Inter, semua adalah karena Moratti. Dia selalu membuat saya merasa seperti di rumah, dia selalu mendorong saya, dan lebih dari semuanya, bersama dengan Giacinto Facchetti, Moratti mengajarkan nilai-nilai di luar sekedar bermain sepakbola. Moratti adalah seorang yang rendah hati dan selalu ada bagi orang lain : ketika orang-orang berkata bahwa Moratti sudah seperti ayah bagi hampir semua pemain, itu bukanlah pernyataan kosong semata.

Di antara saya dan Moratti, ada satu hubungan yang kuat. Kadang saya berbicara dengannya dalam bahasa yang santai, dan di waktu yang lain saya akan berbicara dalam bahasa yang resmi, tergantung dari kondisi saat itu : setelah hampir 15 tahun kami saling mengenal satu sama lain, saya masih begitu bersemangat setiap kali berbicara dengan Moratti. Kenyataan bahwa Moratti menempatkan saya dalam daftar kapten terhebat Inter membuat saya merasa begitu puas dan bangga. Artinya, saya telah meninggalkan sesuatu untuk diingat dan saya harap ini tidak hanya ketika sedang di lapangan.

Rasa terima kasih saya untuk Moratti, beberapa proyek kemanusiaan telah dijalankan. Inter selalu menjadi yang pertama ketika diminta untuk membantu mereka yang membutuhkan. Ini adalah sebuah sikap yang  juga dapat dilihat pada banyak pemain Inter. Ketika tiba di Inter, kapten kami saat itu adalah Beppe Bergomi, yang  mengajarkan bahwa melalui sepakbola, saya dapat meraih banyak hal melalui popularitas yang kami punya. Lo Zio segera mengikutsertakan saya dalam kegiatan yang dibentuk beberapa tahun sebelumnya : I Bindun, sebuah organisasi yang telah berjuang selama beberapa tahun untuk menawarkan senyuman bagi mereka yang tidak mendapatkan banyak hal baik dalam kehidupan. Tujuan utama dari organisasi ini adalah menggalang dana untuk membangun rumah selamat datang bagi anak-anak kurang beruntung. Sebuah ide yang terinspirasi dari rumah yang memberikan masa depan bagi orang-orang, mengingatkan saya pada kenangan lama. Saya sama sekali tidak ragu dan mulai bergabung dengan I Bindun meskipun saya adalah orang yang paling akhir masuk, dan sebenarnya belum begitu mengerti tentang kehidupan di Italia. Dari situ, saya mendapatkan apa yang saya butuhkan untuk membentuk PUPI Foundation, beberapa tahun kemudian.. Tentu saja, berada bersama Inter banyak membantu saya untuk menjadi seseorang yang lebih peka pada berbagai macam hal, khususnya yang berkaitan dengan kehidupan anak-anak.

Pengalaman bersama I Bindun hanya merupakan langkah awal. Keluarga besar Inter telah berjuang untuk berbagai macam kasus, dan kami, sebagai pemain, bangga menjadi bagian dari sebuah tim yang ketika sedang di luar lapangan, hampir selalu menjadi yang pertama dalam menunjukkan solidaritas. Sebuah solidaritas tidak pernah menyombongkan diri, tetapi terbentuk dari tindakan kecil dan sederhana yang benar-benar dapat memberikan kontribusi untuk memperbaiki hidup mereka yang setiap hari berjuang menghadapi kesulitan demi kesulitan. Melalui popularitas, kesuksesan, dan penghasilan, kami sebagai pemain sepakbola memiliki tanggung jawab untuk selalu siap sedia membantu orang lain. Tanggung jawab itu juga menjadi sebuah kebahagiaan : karena tidak ada hal lain yang lebih indah daripada ketika kita dapat membawa senyum bagi orang lain.

Saya bangga menjadi Kapten dari sebuah tim yang selama satu tahun mendukung organisasi Emergency, yang mana Gino Strada, sang presiden dan juga teman saya, adalah seorang dokter yang selalu mengunjungi untuk membantu tempat-tempat di seluruh dunia yang telah hancur oleh karena perang. Saya bangga karena Inter selalu hadir di setiap belahan dunia melalui Inter Campus-nya, sebuah sarana yang telah memberi kesempatan pada lebih dari 20.000 anak berusia antara 8-13 tahun untuk dapat bermain sepakbola, dan yang lebih penting, mereka dapat bertumbuh tidak hanya dengan nilai-nilai sepakbola namun juga dengan nilai-nilai lain yang akan memperkaya hidup mereka.

Saya pun merasa tersanjung kalau beberapa waktu kemarin dipilih sebagai duta untuk Special Olympics, sebuah program latihan internasional yang memberikan kesempatan bagi lebih dari 1.000.000 orang yang mengalami kelainan mental untuk dapat berolahraga dan ambil bagian dalam kompetisi. Ini adalah satu pengalaman lain yang begitu luar biasa dan menyentuh hati saya. Bagi kebanyakan orang, kami, para pesepakbola, adalah panutan , contoh; dan tugas untuk kami dapat hadir memberikan terang dalam kehidupan orang-orang, adalah satu hal yang tidak boleh dilupakan.

Di antara begitu banyak kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Inter, yang paling tidak terlupakan adalah tentu saja proyek yang berkaitan dengan Zapatista dan pemimpinnya, Marcos. Banyak orang telah melihat proyek ini, dibentuk pada tahun 2004, dari sisi negatif, terlihat bahwa Moratti dan Inter seperti mendukung adanya perang. Ide dari kegiatan ini sebenarnya adalah sangat sederhana dan mulia : menggalang dana untuk membangun sebuah terowongan di desa Zinacantan yang telah dihancurkan oleh kelompok militer, juga untuk mengirim obat-obatan dan membeli ambulan untuk komunitas yang tinggal di daerah perbatasan antara Meksiko dan Guatemala. Sepertinya sah-sah saja bagi kami untuk membantu kelompok Chiapas : solidaritas tidak memandang warna, agama, dan paham politik. Kelompok-kelompok ini berjuang untuk membuat budaya mereka diakui. Saya percaya, seperti isi surat yang pertama kali kami tulis untuk Marcos, bahwa dunia yang lebih baik bukanlah dunia yang diisi dengan globalisasi,  namun yang kaya dengan tradisi dan kelompok-kelompok yang berbeda. Marcos berjuang untuk mengembalikan hidup dan martabat populasi orang-orang Kolombia di Meksiko; dia adalah pejuang bagi mereka yang sudah kalah di bumi ini, pejuang bagi mereka yang terlupakan, dan mereka yang tidak dianggap meskipun mereka tidak pernah menyerah. Inisiatif ini melibatkan setiap orang. Kami harus membayar denda setiap kali terlambat datang latihan, dan uang tersebut akan dikumpulkan sebagai dana untuk membantu orang-orang di Chiapas. Saya teringat akan surat-surat dari Marcos yang dikirim untuk Inter, khususnya pada gambar Marcos saat mengenakan topeng passamontagna sambil memegang jersey nomor 4 saya di tangannya. Saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengenalnya secara pribadi, namun dari kata-katanya menunjukkan betapa cerdasnya Marcos. <<*Brothers Players*>>, begitu Marcos menulis dalam surat pertama, di mana dia berterima kasihkepada Inter untuk dukungan yang diberikan <<*kami mengundang kalian datang ke tanah kami untuk berbagi pemikiran dan pengalaman*>>. Dua minggu kemudian, Marcos menulis lagi, meminta Moratti datang dan menantang tim nasional dari Zapatista Army of National Liberation (EZLN). <<*Kami memiliki pemikiran untuk membentuk Coppa Pozol de Barro : tujuh pertandingan untuk mengumpulkan dana bagi masyarakat pribumi, bagi para imigran illegal, maupun untuk kondisi-kondisi lain. Pertandingan  akan diadakan di stadion Olympic kota Meksiko, di Guadalajara, di Los Angeles, di dekat pusat militer Amerika di Guantanamo, di Milan, di Roma, dan di daerah Basque. Jika Anda setuju, EZLN ingin memainkan pertandingan di kota Meksiko, dengan diwasiti oleh Diego Armando Maradona.. Hakim garisnya adalah Javier Aguirre dan Jorge Valdano. Official keempat adalah Socrates. Komentator siaran langsung untuk Sistema Zapatista di Televisione Interglattica dapat diambil oleh penulis Uruguay, Eduardo Galeano dan Mario Benedetti*>>. Pada akhir surat, semuanya menjadi semakin serius. <<*Motivasi sesungguhnya mengapa saya menulis surat ini adalah berbeda. Saya ingin berterima kasih kepada Inter sekali lagi, begitu juga para fans, untuk cinta, kasih sayang, dan dukungan yang telah diberikan pada kami*>>. Pertandingan itu, sebenarnya tidak perlu dikatakan, tidak pernah terjadi. Namun jika suatu hari harus bermain, saya tidak akan keberatan untuk memainkannya. Jika ini membawa sebuah dampak yang baik, saya akan sangat senang untuk dapat bermain di Chiapas : menendang bola tidak pernah membahayakan bagi setiap orang, tetapi justru telah melahirkan selebrasi, kerjasama, dan persaudaraan.

Warna hitam-biru juga mendukung perjuangan melawan lalat tse-tse, serangga yang telah menyebabkan penyakit tidur di Afrika, khususnya di Kongo. Pada awalnya kami berpikir ini hanya sebuah bercandaan ketika pada tahun 2007, Inter menerima sebuah surat dari seorang dokter yang menjelaskan bahwa warna hitam-biru dapat menghipnotis lalat tersebut. Setelah mengetahui bukti-bukti ilmiah, Inter menerima tawaran untuk memberikan bantuan dengan antusiasme yang besar. Bersama dengan Atalanta yang memiliki warna kebanggaan sama dengan Inter, 213 jebakan hitam-biru dapat membasmi 50 lalat tse-tse dalam satu hari. Sebuah kemenangan yang lain untuk solidaritas Inter, la mas digna, seperti yang pernah dideskripsikan oleh Marcos.

Tidak ada hal lain yang lebih indah daripada memberikan pertolongan, di mana pun, dengan cara apa pun, menggunakan apa saja yang kita miliki.

* * *
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jangan Lupa Follow Us Interisti

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inter Milan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger