Sebagai Interisti, Materazzi Berterimakasih Pada Balotelli

Bukan rahasia lagi, kala membela Inter Milan, Marco Materazzi dan Mario Balotelli kerap berselisih paham, bahkan hingga melakukan kontak fisik. Namun, hubungan pertemanan tetap terjalin antara keduanya.

Perseteruan keduanya tak lepas dari identitas Balotelli sebagai Milanisti. Tapi, kini Materazzi telah memakluminya, termasuk kepindahan Balotelli ke rival sekota pada bursa musim dingin.

"Mario akan selalu menjadi Milanista, jadi tidak mengherankan dia berada disana sekarang. Milan merupakan impiannya," sebut Matrix kepada La Republica.

"Apa Anda tahu berapa kali saya harus memotong kaus kaki Milan miliknya di ruang ganti? Ibunya membelikannya dan dia akan menggunakannya saat latihan, jadi saya diam-diam memotongnya. Dan dia tertawa terbahak-bahak," sambung Materazzi.

Sewaktu berseragam Inter, Balotelli memang sering berulah dan menyebabkan suasana ruang ganti tidak harmonis. Contohnya sewaktu ia membuang jersey Inter, Materazzi marah dan mendorongnya. Tetapi setelah kejadian tersebut, keduanya tetap berteman baik.

"Kami masih saling mengirim pesan singkat setiap hari. Jadi, kami memang berteman baik. Saya sangat bangga dengannya, persahabatan kami tidak berakhir hanya karena dia bergabung dengan Milan," tegas Materazzi.

Balotelli meninggalkan Inter pada Agustus 2010. Dirinya bergabung dengan Manchester City setelah meraih treble winners di Inter. Menurut Materazzi, prestasi gemilang tersebut tak lepas dari kontribusi seorang Balotelli.

"Saya tidak pernah melihat pemain sekaliber dia pada usia 17 tahun. Dia sangat ganas di depan gawang dan kami menjuarai Scudetto tahun 2008 berkat andilnya. Saya sangat berterimakasih padanya, sebagai Interisti, karena dia memberikan kami piala," tutup Matrix. (Jerry)