Milan - Untuk kedua kalinya dalam satu dekade,
Inter Milan kedatangan Mr. Runner-up lagi setelah Hector Cuper, yaitu
Claudio Ranieri. Bisakah Ranieri memutus julukan tak mengenakkan itu
sekaligus membawa La Benemata berprestasi musim ini?
Selepas laju
buruk bersama Gian Piero Gasperini di lima laga awalnya tanpa
kemenangan, Massimo Moratti menunjuk Ranieri sebagai pelatih dengan
kontrak dua musim.
Harapan Moratti tentunya Ranieri dengan
julukannya sebagai The Tinkerman alias tukang reparasi, bisa
mengembalikan lagi performa Inter dan membawa klub Italia peraih gelar
treble winner pertama itu ke jalur kemenangan.
Waktu Ranieri pun
masih panjang dan dengan kualitas pemain yang dimilikinya saat ini,
Ranieri punya peluang besar untuk membawa setidaknya membawa dulu Inter
ke papan atas Seri A.
Tapi apakah Ranieri dapat mempersembahkan
trofi untuk Nerazzurri di penghujung musim? Mungkin banyak orang yang
mempertanyakan hal itu mengingat latar belakang Ranieri yang kerap gagal
membawa timnya jadi juara, sehingga ia mendapat julukan lain, Mr
Runner-up.
Saat menangani Chelsea dari musim 2000 hingga 2004, ia
kalah di final Piala FA 2001 dari Arsenal dengan skor 0-2. Di musim
2003-2004 saat kedatangan Roman Abramovich, The Blues cuma di bawa
nangkring di posisi kedua pada akhir musim, di bawah Arsenal.
Di
musim 2009 saat ia menangani Juventus, kembali ia gagal membawa timnya
jadi juara setelah hanya finis sebagai runner-up di bawah Inter. Semusim
setelahnya ia ditunjuk jadi pelatih AS Roma dan hasilnya? lagi-lagi
cuma finis di posisi kedua yang bisa diraihnya.
Langkah Moratti
menunjuk Ranieri ini sama persis seperti saat taipan minyak itu
mengangkat Cuper sebagai pelatih Il Biscione pada musim 2001-2003.
Sebelum melatih di Italia, nasib Cuper di La Liga pun sebelas-dua belas
dengan Ranieri.
Saat menangani Real Mallorca, Cuper dua kali
menjadi runner-up, yakni di Copa Del Rey 1998 setelah kalah dari
Barcelona dan semusim setelahnya di final Piala Winners 1999 ditaklukkan
Lazio.
Di Valencia nasibnya lebih apes karena dua kali beruntun
membawa El Che melaju ke final pada tahun 2000 dan 2001, namun semuanya
berakhir dengan kekalahan dari Real Madrid serta Bayern Munich.
Bagaimana
dengan di Inter? Setelah nyaris membawa Inter jadi juara di musim
2001/2002 (kalah 2-4 dari Lazio di pekan terakhir dan finis di posisi
ketiga), Cuper akhirnya cuma membawa Inter jadi runner-up di musim
berikutnya.
Kini Ranieri bukan hanya harus membawa Inter
berprestasi melainkan melawan "bayangan" Cuper serta status dirinya
sebagai spesialis posisi kedua. Mampukah Ranieri memutus "kutukan" itu?
Kita tunggu saja di akhir musim.
Foto: Claudio Ranieri langsung
memimpin latihan perdananya bersama Inter. Laga pertamanya adalah kontra
Bologna, Sabtu (24/9) malam WIB besok. (Reuters)
Home »
Claudio Ranieri
» Inter Punya 'Mr Runner-up' Lagi
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !