Kekalahan yang dialami Inter Milan belakangan ini, cukup menyesakan dada bagi Interisti. Bagaimana tidak, secara beruntun Inter harus menerima kekalahan baik pada laga home maupun away. Parahnya lagi, Inter berulang kali menderita kekalahan dari klub penghuni papan bawah seperti Lecce dan Novara, kemudian kalah telak juga. Jelas saja, timbul sebuah rasa sakit dalam dada, ada kerinduan yang tiba-tiba hadir, dan ada rasa kekecewaan tentunya.
Hasil buruk ini tentunya bukan saja mempengaruhi mental pemain dan manajemen Inter itu sendiri, melainkan pada fansnya juga. Contoh yang paling real adalah yang dialami oleh Filipo, seorang Interista yang tinggal di Kota Milan, Italia yang harus dicemooh teman-temannya disekolah karena hasil buruk yang diraih Inter.
“Could you win, please? Otherwise they make fun of me at school! Thank you. Filippo”
Inter mendengar apa yang disampaikan oleh anak kecil itu, dialah sosok fans sejati, yang bukan hanya bersuara disaat Inter berjaya tapi tetap menaruh perhatian disaat Inter terpuruk. Dan tentunya, Inter takkan tinggal diam bahwa ada anak sekecil itu yang mencintai Inter dengann semangat dan kesetiaan yang dalam. Tentunya pula, sebagai Interisti sejati, kita terus berharap dan percaya bahwa Inter pasti akan memberikan hasil yang terbaik lagi. Yakin dan percaya, itulah yang terus tertanam disetiap benak para Interisti.
Dan ini tentunya tidak akan membuat kita rendah diri, tidak membuat kita harus kehilangan cinta meskipun berulang kali Inter harus mengalami laga buruk. Seperti halnya yang disampaikan oleh Kapten Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas bahwa ketika Inter menguasai Eropa dan Italia kita tidak merunduk, kita bangga. Begitu pula halnya ketika Inter terpuruk seperti saat-saat seperti ini, kita tetap ada, kita tidak merunduk dan tetap bangga sebagai Interisti.
Satu hal yang bisa saya tarik kesimpulannya disini adalah, sebagai fans sejati kita bukan hanya ada dan bukan hanya bersuara disaat klub pujaan kita berjaya tapi tetap ada untuk mereka disaat mereka terpuruk. Sebagai fans sejati bukan lagi saling mencemooh dan saling menghina, karena pada hakikatnya kita sama-sama teman. Ironis juga, mendengar dua sahabat yang harus bertengkar dan bermusuhan hanya karena beda klub pujaan. Padahal, di jazirah Eropa sana, mereka hanya bermusuhan selama pertandingan berlangsung, selama 2 x 45 menit. Bahkan, Inter dan Milan yang terkenal rivalitasnya, tidak nampak permusuhan diantara mereka. Setiap kali usai pertandingan, fans Inter dan Milan berbaur di kota yang sama, di pub yang sama dan bercanda melanjutkan aktivitas kesehariannya.
Forza INTER !!!!
penulis: stevenpolapa
sumber: blogdetik
mantep bro
BalasHapusFORZA INTER.....
BalasHapusSEMPRE PER INTER!!!
Forza inter...
BalasHapusSampai kapanpun inter tetap di hati,...