Amedeo Carboni, mantan staf pelatih Inter
Milan, mengatakan siapa pun tidak bisa menghindari bayangan Jose
Mourinho ketika menerima tawaran menangani Nerazzurri.
Carboni
datang ke Inter sebagai asisten Rafa Benitez. Ia pergi setelah presiden
Massimo Moratti memecat pelatih asal Spanyol itu.
Menurut
Carboni, tidak ada yang sulit melatih di Appiano -- kamp latihan Inter
Milan. Namun, katanya, hanya ada sedikit ruang bagi pelatih baru untuk
melakukan perubahan gaya bermain.
"Setelah cerita sukses ditorehkan Jose Mourinho, Inter seolah tidak ingin menang dengan cara berbeda," ujar Carboni.
"Manajemen
tidak menghendaki hal itu. Pemain, terutama yang sudah sekian tahun
berada di Inter, juga enggan mengubah gaya bermain," lanjutnya.
Menjawab
pertanyaan apakah cerita kegagalan Rafa Benitez dan Gian Piero
Gasperini relatif sama, Carboni mengatkan; "Sangat berbeda." Menurutnya,
Benitez datang dengan motivasi tinggi dan keyakinan, Gasperini tidak.
Carboni
juga mengatakan setelah kepergian Mourinho, siapa pun pelatih yang
datang dari luar bukan pilihan pertama. Benitez adalah salah satunya.
"Benitez membutuhkan pemain baru yang bisa memberikan energi. Inter tidak memberi," tutur Carboni.
"Ketika
Benitez pergi, Inter memboyong Giampaolo Pazzini. Pelatih mana pun bisa
membuat 20 poin dengan tambahan Pazzini," demikian Carboni.<script
type="text/javascript"
src="http://ad.doubleclick.net/adj/gna.id/level2;tile=3;sz=160x600;ord=359235?area=2l&pos=2&ord=359235"></script>
Carboni juga mengatakan tidak ada penentangan dari pemain terhadap Rafa Benitez. Tidak sama sekali.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !