Meskipun Inter Milan agak goyah saat di Serie A, dengan persaingan Juventus dan Roma yang begitu melesat, mereka tetaplah sebuah kesebelasan monumental di sepakbola Eropa. Prestise, tradisi dan keglamoran terkait kesebelasan ini tak bisa terbantahkan. Sepanjang sejarah, Inter telah memamerkan beberapa bakat terbaik sepakbola yang pernah ada dalam permainan. Meskipun dalam upaya pembelian pemain yang terkadang terlalu tinggi, Inter selalu didukung dengan pelestarian bakat muda.
Inter selalu memberikan perhatian khusus pada akademi muda mereka. Mereka melatih pemain secara intensif dan terus-menerus dan mengasah kepribadian pemain muda mereka dengan tujuan menjadi pemain juara yang berkualitas kelas dunia.
Marco Monti, selaku Direktur teknik-Akademi Inter, sangat dihargai dan dihormati di Milan. Dia begitu bertanggung jawab atas jalur produksi bintang masa depan Inter. Ia bekerja sama dengan pelatih yang menanganin pemain di kategori-12, 14, 16 dan 18. Monti juga pernah mengungkapkan,”Ketika Anda bergabung dengan jajaran Nerazzurri, Anda berkomitmen atas tubuh dan pikiran Anda ke salah satu rezim pelatihan.”
Meskipun menuntut pengembangan sepakbola muda di Inter, daya tarik untuk memperoleh pemain muda yang instan masih terlihat. Bakat muda yang telah didatangkan dan kembali ditempa, seperti Mauro Icardi, Mateo Kovacic dan Marcelo Brozovic, telah menghiasi barisan nama di skuat Inter. Inter pun kini telah menginvestasikan sejumlah uang besar untuk membawa bibit berbakat ke Giuseppe Meazza, dan di sisi lain, lulusan akademi mereka justru terkatung-katung.
Pada 2013, Erick Thohir membeli 70% saham Inter Milan. Erick Thohir menjelaskan dalam visinya jika skuat Inter penuh dengan pemain yang benar-benar telah dididik di klub sejak usia dini. Masuk akal dan sebuah pemikiran yang mengagumkan dari presiden Inter, terutama mengingat track record menakjubkan untuk akademi yang memproduksi berbagai bakat.
Ketika Jose Mourinho meninggalkan Inter, klub jatuh dalam kehancuran. Sepanjang karir yang sangat sukses, ia masih dapat diperdebatkan. Tapi pelatih asal Portugal tersebut telah membangun hubungan yang baik dengan klub ketika ia membuktikan diri di Giuseppe Meazza. Jika melihat deretan prestasi di klub, Mourinho akan selalu diletakan di posisi tertinggi dalam merevolusi bakat muda. Ia meletakan penekanan khusus pada perbaikan fasilitas pelatihan dan menyempurnakan metode pembinaan pemain muda untuk memastikan klub berkembang di semua tingkat di bawah kepemimpinannya.
Di era Mourinho, ia bertanggung jawab mulai dari primavera hingga Inter U-20. Untuk kategori primavera, mereka memenangkan dua turnamen bergengsi, Viareggio dan NextGen Series. Keberhasilan tersebut juga berjalan beriringan atas prestasi skuat senior.
Di Inter Milan, Mourinho dipuji dunia dengan cara yang mengesankan untuk mengawasi perkembangan bakat muda di Inter. Claudio Ranieri yang sering terlibat perang kata-kata dengan Mourinho pun memuji pelatih asal Portugal ini dengan memberi pernyataan, jika seharusnya ada patung didirikan di pusat pelatihan Inter di Appiano Gentile. Hal itu tentu saja didasari dengan melihat beberapa bakat muda yang berkembang selama waktu Mourinho bertugas.
Mario Balotelli contohnya, ia benar-benar baru berkembang di bawah bimbingan pengawasan Mourinho. Pada musim 2008/09, Balotelli tampil 31 kali di semua kompetisi saat itu usaiannya masih 18 tahun. Ia memperlihatkan diri sebagai salah satu talenta paling menarik di sepakbola Eropa.
Berbeda dengan ketika diasuh oleh Roberto Mancini. Mancini justru terkesan melempar masalah anak muda seperti Balotelli menjadi tugas tim. Mancini membiarkan Balotelli saat berulah untuk tetap berada di tim senior. Berbeda dengan Mourinho yang tak segan melempar kembali Balotelli kembali ke skuat Junior.
“Saya senang ketika mendengar Javier Zanetti dan Hernan Crespo mengatakan bakat saja tidak cukup. Itu yang terpenting. Saya sangat menyukai Balotelli, tapi saya ingin dia mencapai apa yang dia bisa capai.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !