Helenio Herrera |
Jauh sebelum Internazionale bangkit di Serie A pada musim 2004 hingga meraih treble pada tahun 2010, La Beneamata pernah mengalami masa keemasan pada tahun 1960-1968. Masa itu disebut era 'La Grande Inter'. Era 'La Grande Inter'
berawal dari kedatangan pelatih Helenio Herrera pada tahun 1960 dari
Barcelona, dengan membawa Luis Suárez, jenderal lapangan tengah
Barcelona yang memenangkan Ballon d'Or pada tahun yang sama. Helenio Herrera inilah yang mengubah Il Biscione menjadi salah satu tim terbesar di Eropa di masa itu.
Internazionale dibawanya ke peringkat tiga Serie A di musim pertamanya, peringkat dua di musim berikutnya dan meraih scudetto
di musim kepelatihannya yang ketiga. Di Eropa, kebesaran Inter diikuti
kemenangan Piala Champions secara berurutan pada tahun 1964 dan 1965.
Herrera pun dijuluki ll Mago, yang berarti penyihir.
Taktik yang membawa kesuksesan
Dalam dua musim pertamanya, Herrera memainkan sepakbola menyerang, seperti yang ia lakukan di Camp Nou. Tapi itu hanya menghasilkan peringkat ketiga dan peringkat kedua di dua musim pertamanya. Hal ini membuat Presiden Angelo Moratti mempertimbangkan pemecatan dirinya.
Herrera memodifikasi taktik 5-3-2 atau yang pada waktu itu dikenal sebagai Verrou (grendel) untuk memberi fleksibilitas yang lebih besar pada saat serangan balik. Sistem ini sebenarnya diciptakan oleh seorang pelatih Austria bernama Karl Rappan. Skema asli Rappan pada dasarnya menggunakan 4 defender tetap, memainkan sistem man-to-man yang ketat, ditambah playmaker di tengah lapangan yang mengatur distribusi bola bersama dengan dua sayap lini tengah.
Herrera merespon dengan memindahkan seorang gelandang ke posisi sweeper, sebagai defender kelima namun membebaskan bek kiri untuk membantu serangan. Sweeper bertindak sebagai pemain yang menghadang musuh yang telah melewati dua center back sekaligus menjadi poros pertama serangan balik.
Skema Permainan La Grande Inter |
Armando Picchi menjadi salah satu sweeper terbaik di dunia di
bawah pelatih berdarah Prancis-Argentina itu, sementara Giacinto
Facchetti mampu mencetak banyak gol karena skema yang benar-benar
membebaskan dia untuk maju menyerang hingga garis depan.
Luis Suarez dibawa Herrera dari Barcelona untuk bermain di Internazionale, menggunakan dia sebagai jenderal lapangan tengah dengan visi permainannya yang fantastis untuk mendistribusikan bola ke depan, sementara sayap kanan (atau tornante) Jair bermain lebih ke dalam untuk mengisi ruang di kanan belakang.
Dengan sistem inilah Herrera membawa Inter meraih Piala Champions dan Piala Interkontinental dua kali berturut-turut, tiga Scudetto dan Coppa Italia dalam rezim kepelatihannya di Internazionale.
sumber: http://anovanisme.blogspot.com/2013/04/membedah-la-grande-inter.html
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !