Nomor 10 dalam dunia sepak bola dianggap
sebagai sebuah nomor keramat. Siapa pun yang mengenakkan nomor tersebut
dianggap mempunyai kemampuan lebih dan merupakan pemain kunci dalam
sebuah klub sepak bola. Banyak pemain legendaris dunia menggunakan nomor
tersebut ketika mereka masih bermain, sebut saja dua pemain terbaik
dunia yang pernah ada, yaitu Diego Armando Maradona dan Edison Arantes
“Pele” do Nascimento. Kemampuan kedua pemain tersebut tidak diragukan
lagi, mereka mampu mengubah jalannya pertandingan lewat aksi-aksi yang
menawan sehingga FIFA pun menobatkan mereka berdua sebagai legenda hidup
dunia sepak bola.
FC Internazionale Milano merupakan salah
satu klub populer yang ada dunia. Klub ini berasal dari Italia dan
bermarkas di kota Milan. Inter merupakan satu-satunya klub di Italia
yang belum pernah mengalami degradasi. Seperti klub lainnya, Inter
pernah memiliki banyak pemain hebat yang mengenakkan seragam bernomor
punggung 10. Di sini lah cerita menariknya, nomor punggung keramat
tersebut seolah membawa kutukan tersendiri bagi para pemain yang
memakainya di Inter.
Entah percaya atau tidak, beberapa pemain yang
menggunakan nomor tersebut cenderung mempunyai karier yang singkat dan
menghadapi beberapa permasalahan yang mempengaruhi penampilan mereka di
lapangan hijau. Pemain Inter yang menggunakan nomor punggung 10 dalam
tempo dua puluh tahun terakhir adalah Lothar Matthaus, Dennis Bergkamp,
Benito Carbone, Luiz Ronaldo, Roberto Baggio, Clarence Seedorf, Domenico
Morfeo, Adriano Leite, Zlatan Ibrahimovic, dan Wesley Sneijder.
Berikut adalah cerita singkat mengenai kutukan nomor punggung 10 di Inter sejak musim 1995/96 sampai saat ini.
BENITO CARBONE (1995-1996)
Karier Benito Carbone di Inter Milan tidak terlalu lama, ia hanya berkostum I Nerazzurri
semusim saja. Carbone dibeli dari Napoli dan dapat bermain sebagai
striker dan gelandang serang. Rekor Carbone bersama Inter adalah 32
pertandingan dan hanya mencetak dua gol.
LUIZ RONALDO (1997-2002)
Luiz Ronaldo merupakan fenomena dunia
sepak bola pada saat itu. Ia dibeli dari Barcelona dengan harga £ 19
juta. Kedatangan Ronaldo membuat harapan para Interisti melambung
tinggi. Di awal kedatangannya ke Inter, Ronaldo diberikan nomor
punggung 10. Di tahun pertamanya, Ronaldo langsung mempersembahkan gelar
juara UEFA cup untuk Inter dan juga menjadi top skorer klub dengan 34
golnya pada musim perdananya. Petaka mulai mendatangi Ronaldo di musim
berikutnya, Ronaldo yang berganti kostum menggunakan nomor punggung 9,
terus menerus mengalami cedera. Ia pun gagal mempersembahkan scudetto untuk
Inter sampai akhirnya hengkang ke Real Madrid pada tahun 2002 setelah
membawa negaranya menjuarai Piala Dunia 2002 di Korea dan Jepang.
ROBERTO BAGGIO (1998-2000)
Nama Roberto Baggio tentu sudah tidak
asing lagi bagi para penggemar sepak bola italia. Baggio merupakan salah
satu pemain besar yang pernah dimiliki oleh Italia. Pemain yang gagal
mengeksekusi penalti di final Piala Dunia 1994, dibeli di awal musim
1998/99 dari klub papan tengah, Bologna. Kedatangan Marcelo Lippi untuk
menangani Inter pada musim 1999/00, dituding menjadi latar belakang
perpisahan Baggio dengan Inter. Keduanya pernah bekerjasama sebelumnya
ketika masih berada di Juventus. Selama dua musim berada di Inter,
Baggio mempunyai catatan penampilan sebanyak 41 kali dan hanya berhasil
menyarangkan sembilan gol. Sebuah catatan yang kurang bagus untuk pemain
sekaliber Baggio. Setelah membela Inter, Baggio hengkang ke klub
Brescia dan menghabiskan kariernya di sana.
CLARENCE SEEDORF (2000-2002)
Clarence Clyde Seedorf mendapatkan nomor
punggung 10 setelah kepergian Roberto Baggio. Sebelumnya, pemain
internasional asal Belanda ini menggunakan nomor punggung 14 setelah
didatangkan dari Real Madrid di pertengahan musim 1999/00. Seedorf
merupakan gelandang pekerja keras, dia dikenal dengan tendangan kerasnya
yang sering menghasilkan gol-gol spektakuler dari luar kotak penalti.
Momen yang tidak dapat dilupakan oleh para Interisti adalah dua
golnya ke gawang Juventus yang membuat skor menjadi imbang 2-2. Dua gol
tersebut ia cetak melalui tendangan jarak jauh. Meskipun merupakan
pemain yang hebat, Seedorf tidak mampu memberikan gelar yang diimpikan
oleh Massimo Moratti. Di awal musim 2002/03, ia pun hijrah ke klub
sekota Inter, AC Milan, untuk ditukar dengan Francesco Coco. Di klub
barunya ini, ia sukses memberikan gelar scudetto trofi Liga
Champions dan didaulat sebagai salah satu legenda AC Milan. Di
penghujung kariernya saat ini, Seedorf memilih membela klub asal Brazil,
Botafogo.
DOMENICO MORFEO (2002-2003)
Inter Milan berjudi ketika memutuskan
mendatangkan Domenico Morfeo dari Fiorentina pada awal musim 2002/03.
Saat itu, Morfeo dipercaya sebagai salah satu pemain Italia yang
memiliki potensi cukup baik. Ia memiliki teknik operan dan dribel yang
sangat bagus. Morfeo dengan percaya diri memilih jersey dengan nomor 10 di punggung, namun gagal mendapatkan posisi di tim inti dan hanya bertahan satu musim saja bersama La Beneamata.
ADRIANO LEITE RIBEIRO (2001-2009)
Adriano didatangkan Inter dari Flamengo
pada tahun 2001. Ia merupakan talenta muda asal Brazil yang mempunyai
potensi sangat bagus. Adriano sempat dipinjamkan ke Fiorentina sebelum
akhirnya dibeli separuh kepemilikannya oleh Parma. Di Parma, Adriano
berhasil menunjukkan kehebatannya ketika berduet dengan Adrian Mutu. Di
awal musim 2003/04, Inter berhasil membeli kepemilikan Adriano dari
Parma dan ditunjuk untuk menggunakan jersey bernomor punggung
10. Penyerang Brazil ini sukses menjadi tumpuan di lini depan Inter
berkat tendangan keras kaki kirinya, ia pun mempunyai julukan L’Imperatore
atau “Sang Kaisar” semasa membela Inter. Waktu berlalu dan Adriano
mengalami penurunan performa karena pola hidup yang tidak sehat, ia
sering terlihat berpesta sampai pagi dan mengonsumi alkohol. Adriano
mengakui sejak ayahnya meninggal, ia kehilangan motivasi dalam bermain
sepak bola. Berbagai cara dilakukan manajemen Inter untuk mengembalikan
performa terbaiknya, namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil,
sehingga pada April 2009, Inter memutus kontrak Adriano sebelum musim
kompetisi berakhir. Adriano mempunyai rekor 123 pertandingan bersama
Inter dan mencetak 48 gol.
ZLATAN IBRAHIMOVIC (2006-2009)
Zlatan Ibrahimovic merupakan salah satu
pemain hebat di era sepak bola modern. Tidak ada yang meragukan
kemampuan yang dimiliki oleh kapten timnas Swedia ini. Ibra datang ke
Inter setelah klub sebelumnya, Juventus, terganjal masalah Calciopoli dan
harus terdegradasi ke Serie B. Ibra dengan cepat menjadi tumpuan di
lini depan Inter. Pemain jangkung ini mempunyai kemampuan yang di atas
rata-rata untuk pesepakbola dengan postur sepertinya. Ia mempunyai
kecepatan, kontrol bola bagus, dribel yang baik, teknik yang tinggi, dan
tendangan yang keras. Ibra berhasil mempersembahkan tiga gelar scudetto secara
berturut-turut untuk Inter. Sebenarnya, Ibra lebih identik dengan nomor
punggung 8 selama tiga musim di Inter. Namun ketika Adriano hengkang,
Ibra akan diplot untuk mengenakkan nomor punggung 10 di musim 2009/10.
Hal ini sudah ia tunjukkan ketika tampil di pre-season Inter, sebelum
akhirnya ia pindah ke Barcelona yang dinilai lebih mempunyai kesempatan
untuk menjuarai Liga Champions. Ironisnya, justru Inter lah yang
berhasil menjuarai Liga Champions di musim 2009/10 setelah menyingkirkan
Barcelona di babak semifinal. Nasib Ibra sendiri di Barcelona tidak
terlalu baik, ia hanya bertahan semusim dan harus kembali ke Italia
untuk bergabung bersama AC Milan setelah memiliki masalah dengan pelatih
Barca kala itu, Pep Guardiola. Selama membela Inter, Ibrahimovic
berhasil membukukan gol sebanyak 57 dalam 88 pertandingan.
WESLEY SNEIJDER (2009-2013)
Wesley Sneijder datang ke Inter menjelang
penutupan jendela transfer pemain pada awal musim 2009/10. Sebelum
membela Inter, Sneijder bermain untuk raksasa Spanyol, Real Madrid.
Nomor punggung 10 pun langsung diberikan untuk playmaker asal Belanda
ini. Bersama Samuel Eto’o dan Diego Milito, ia menjadi tokoh sentral
untuk keberhasilan Inter meraih treble winners di musim
2009/10. Setelah melewati musim perdana yang indah, penampilan Sneijder
kerap diganggu oleh cedera, sehingga ia harus absen dalam pertandingan
penting yang dijalani oleh I Nerazzurri. Inter pun gagal
mengulangi prestasi hebat mereka di musim-musim selanjutnya, di samping
karena ditinggal beberapa pemain kunci, faktor pelatih yang kerap
berganti membuat tim seperti kehilangan roh untuk meraih kesuksesan.
Saat ini, masa depan Sneijder sedang menjadi pembahasan yang menarik
setelah sang pemain menolak menandatangani kontrak baru bersama Inter.
Sneijder menolak untuk mendapatkan pemotongan gaji. Karena penolakan
tersebut, Andrea Stramaccioni memutuskan untuk membekukan Sneijder dari
skuad utama. Tampaknya, kebersamaan Inter dan Sneijder akan segera
berakhir sehubungan dengan banyaknya klub di Eropa yang tertarik untuk
memboyong Sneijder dari Giuseppe Meazza.
Dan akhirnya Sneijder diboyong ke Galatasaray, dengan nilai transfer €7,5m.
maaf...ibra bukannya di inter pake no 8
BalasHapusIya, baca sampe sls masbro, ibra pake No. 10 di pre-season tur USA sebelum pindah ke BARCA
BalasHapus