Kamis, 26 Desember 2013

'I Signori del Calcio', wawancara eksklusif dengan Massimo Moratti

"Ini sampai jumpa, bukan perpisahan. Anda tidak bisa berada di dua tempat sekaligus. Anda harus berpikir apa yang dapat dilakukan demi kebaikan klub"


MILAN – Inter masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Dan banyak lagi selain itu. Presiden kehormatan Massimo Moratti bicara tentang dirinya sendiri, keluarganya, dan semua yang pernah dia alami dalam wawancara eksklusif dengan Giorgio PorrĂ  dalam acara 'I Signori del Calcio' di Sky Italia yang disiarkan di Sky Sport 1 pada Malam Natal.


Seolah tidak ada yang berubah, namun banyak yang sudah terjadi. Apakah Anda lebih merasa lega atau takut dengan lembaran baru ini?
"Saya masih belum menggali perasaan saya seputar hal itu. Dalam banyak hal, saya merasa menyerahkan pada orang lain jelas merupakan tindakan yang benar setelah demikian lama; rasanya seperti sesuatu yang memang harus dilakukan. Thohir merasa sedikit terintimidasi oleh ini semua. Dia menyukai lingkungan yang dia masuki, dia menyadari betapa besarnya hal ini - dan sulit untuk membayangkan seberapa besar sebelum Anda jadi bagian darinya - tapi pada saat yang bersamaan dia merasa hal ini sangat menggairahkan. Apakah saya akan tetap datang ke stadion? Saya datang ke stadion untuk mendukung tim. Anda bisa lupa diri saat menonton laga karena terbawa suasana. Pertandingan terasa luar biasa saat Anda melarutkan diri ke dalamnya sejak awal sampai akhir. Seringkali Anda terdiam karena sangat ketakutan, tapi asyik juga rasanya untuk bertindak lepas."


Ayah Anda, Angelo, mengatakan bahwa tugas utama seorang presiden adalah menyenangkan orang. Apakah Anda merasa berhasil dalam misi itu?
"Alasan inilah yang membuat fans Inter hebat. Mereka sangat waspada, sebagian sebagai presiden, sebagian pelatih, sebagian kesombongan. Dan ini membuat mereka fans yang istimewa. Itulah sebabnya jadi presiden Inter itu luar biasa karena fansnya sulit, istimewa, dan bersyukur, tapi mereka tidak pernah kehilangan kendali dalam kesenangan atau pun kesedihan yang ekstrem. Alasan Anda melakukan hal tertentu adalah persoalan lain. Ayah saya orang yang sangat murah hati, dan saya rasa dia mengambil alih Inter karena ingin mengembangkan klub ini; penting bagi dia klub ini makin tumbuh kualitasnya. Kurang lebih itulah yang terjadi pada saya, dan saya harus mengatakan bahwa keliru untuk berpikir bahwa orang lain senang sehingga Anda otomatis juga senang, namun menurut saya barangkali ini juga sesuatu yang harus dituruti. Jelas ini adalah salah satu hal terbaik."


Wartawan terkemuka Michele Serra pernah menulis bahwa, sebelum periode sukses Anda, fans Inter hampir tenggelam dalam kesialan mereka yang berkepanjangan. Apakah Anda dapat dipuji karena berhasil membuang perasaan tersebut?
"Ini bagian dari kepribadian klub, bagian dari sebuah cerita. Yang saya maksud dengan kesombongan tadi adalah perasaan ini, merasa berbeda, lebih pintar, lebih lama menderita. Bagus juga, tapi sekaligus sesuatu yang harus diatasi. Untunglah kami berhasil mengatasinya. Saya harus akui memang ada keterpurukan, dan ada lucunya juga. Saat ini saya tidak akan membahas hal serius, tapi ada alasan di balik semua kesialan itu [sambil tersenyum]..."


Sejauh mana Anda merasa sudah mengikuti jejak ayah Anda?
"Tentu saja dia banyak memberi kepada saya karena banyak alasan, karena petualangan yang begitu seru, pengalaman Ayah di Inter sungguh dalam sehingga kami juga merasakan hal yang sama. Dia menyeret kami, melibatkan kami dalam segala macam pertemuan, betapa pun sensitifnya. Dia selalu memastikan kami ambil bagian. Pengalaman seperti ini terasa manfaatnya bagi saya di kemudian hari untuk memahami bagaimana menghadapi segala sesuatu, meskipun jelas dunia sudah berubah total, dalam hal komunikasi, dalam manajemen pemain, para agen. Ini bukan hal yang negatif, namun jelas membuat segala sesuatu jadi lebih rumit. Jadi saya harus menghadapi itu semua dalam perjalanan saya, dan saya melakukannya tanpa berharap mengendalikan semuanya, melainkan berusaha melewatinya dengan perasaan senang dan bersyukur atas kewajiban tersebut. Ayah saya orang yang luar biasa, jadi Anda tidak bisa membandingkan apa pun kecuali darah dan semangat kami."


Apakah Anda mengambil alih Inter sebagai pengalaman yang bersifat terapi, tumbuh, tapi tidak melakukan bisnis?
"Ini mungkin bisnis bagi banyak orang, tapi tidak bagi kami. Ini bisa jadi semacam sekolah tempat Anda belajar cara kerja bisnis, karena dalam sepak bola segala sesuatunya sangat cepat dan Anda dipaksa untuk menemukan solusi cepat; Anda harus tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan hal-hal lain yang Anda kerjakan dengan kecepatan berbeda dan tingkat kesabaran yang berbeda. Karakter Anda tidak berubah. Jika Anda orang yang cepat bereaksi, Anda tetap bereaksi, tapi Anda belajar untuk lebih memikirkannya dulu, lebih toleran.


Apakah Anda kesal karena orang punya kesan tentang Moratti sebagai presiden yang terlalu baik, yang memperlakukan sepak bola sebagai mainannya?

"Ya, dulu saya merasa kesal, karena saya bukan orang bodoh. Tapi semua orang melakukan segala sesuatu sesuai dengan kepribadian mereka, dan juga sesuai dengan jalur yang sesuai dengan rencana yang sudah mereka tetapkan. Anda bisa membuat kesalahan. Tidak ada yang tahu berapa kali saya membuat kesalahan dan menyakiti seseorang tanpa disadari selagi saya mengikuti jalur yang saya pilih. Tapi Inter ini mainan macam apa? Tidak, sama sekali tidak begitu."


Apakah ini 'selamat berpisah' atau 'sampai jumpa lagi'? Jika segala sesuatu tidak sesuai dengan harapan, apakah Anda akan kembali?
"Ini sampai jumpa, bukan perpisahan. Anda tidak bisa meletakkan satu kaki di satu tempat dan satu lagi di tempat lain. Anda harus memikirkan dengan serius apa yang dapat Anda lakukan demi kebaikan tim dan klub ini. Saya tidak berencana atau berniat mencampuri sesuatu yang sudah saya putuskan untuk hindari."


Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar